HARI PERTAMA
Gue buru-buru
mengetik hai. Sadar chat kayak gitu gak bakalan mendapat respons, gue
menghapusnya. Haii. Lebih oke sih. Gue diam lima detik. Garis di bagian type a
message berkedap-kedip. Apa ya? Duh. Tinggal di mana? Frontal amat. Norak norak
norak norak. Asli. Alay banget gue. Hapus lagi, ketik berkali-kali. Tutup
aplikasi. Taruh hape.
Ambil dan buka lagi.
Coba lo liat foto ini? Gila nggak sih. Cakepnya nggak ada effort. Rambut
pendek. Nyengir di kamar. Udah gitu aja. Tapi manis. Tapi nggak tahu kalau kata
orang lain. Tapi bodo amat sama kata orang mah.
Shit. Udah berapa
lama gue begini?
Bangke. Belum jadi
nge-chat. Kenapa udah panik gini?
Gue ngetik lagi. Bajunya
bagus. Alah. Terlalu di film-film. Sekarang juga gue gatau dia pake baju apa.
Baju? Astaga. Gimana kalo dia nggak pak… otak dijaga.
‘Itu, yang di foto.
Bajunya bagus.’
Gue merhatiin hasil
tulisan sendiri.
Fak. Kayak om om
mesum.
Kenapa jadi sesusah
ini ya? Ayo, percaya diri. Ayo. Apa coba kemungkinan terburuknya kalo first
impression gue kampungan? Nggak dibalas kan? Nggak kenalan? Udah, itu doang,
Di.
Itu nggak doang,
bangsat.
Gue menurunkan suhu
AC. Duduk di samping galon. Bersandar ke kasur. Mengaduk segelas milo.
Memperlambat ritme kehidupan. Besok aja apa ya? Biar kesannya nggak kepingin
banget.
‘Tahu kenapa di bumi
ini ada malem?’ gue ngetik sambil ngomong sendiri. ‘Nah, nanti pas dia nanya
kenapa, gue bales, “Soalnya matahari malu sama kecantikan kamu.”’
Eanjaaaaay.
Kampung.
Yang beda. Yang beda.
Yang beda apa, Adi. Beda, jangan norak, biasa aja, tapi nggak alay.
Heyy.
KENAPA ILMU GUE
SEBATAS HAI HEI HAI HEI DOANG, MONKEY. EMANG TAYO?! Hapus lagi. Tutup aplikasi
laknat ini, tapi gercep buka lagi. Aku. Harus. Apa. Gue klik fotonya. Zoom.
Senyum. Deg-degan.
‘Mangga mangga apa
yang banyak nanya?’ gue senyum sambil nangis saking depresinya.
Ijo! Ada bulatan
hijau di foto profile-nya! Dia online! Mampus. Malaikat Izrail, cabut nyawaku!
Gue meloncat ke kasur. Tanpa sengaja menendang gelas. Milonya tumpah membasahi
karpet bulu di bawah. Suasana makin chaos. Gue mengangkat handphone.
‘Mangga mangga apa
yang banyak nanya?’
Gue menekan tombol send,
melempar hape ke bantal, lalu mengambil tisu dan mengelap tumpahan milo.
‘Manalagi?’
notifikasi pop up muncul di bagian atas handphone. Dari aplikasi yang gue baru
coba ini.
Oshit.
Gue menarik napas
panjang, lalu mulai mengetik.
‘Bukan.’ Tanpa
menunggu dia membalas, gue gempur lagi. ‘Mangga banyak bacot.’
Dia tertawa. Dan kita
membicarakan buah-buahan, tebak-tebakan tidak penting lain, tentang milo,
tentang lagu-lagu, tentang apa saja yang gue kerjain hari ini, tentang apa saja
yang dia kerjain hari ini, tentang gamau tidur karena besok harus ini dan itu.
Tentang gue yang sok bilang kalau baju bergambar Barney di profile dia lagi ada
di jemuran. Tentang dia yang gue kerjain karena harus mengecek jemuran
malam-malam. Malam ini gue sadar kalau anak kuliah sekarang dewasa banget.
Malam ini gue sadar pergaulan gue zaman dulu cupu abis, dan dia tertawa tiap
gue cerita perbedaan-perbedaan ini.
Malam ini gue belum
tahu nama dia.
--
Grey adalah projek #CeritaBaruKresnoadi yang bisa kamu download versi lengkapnya dalam bentuk pdf di sini.
Kalau kamu pengin baca langsung dari weblog keriba-keribo, klik link ini untuk langsung menuju lokasi baca. Gue sengaja tidak membeberkan versi lengkap dari cerpen itu karena... panjang. Takutnya malah tulisan yang sebelumnya jadi ketiban jauh.
Berhubung gue jarang banget ngebuat projekan tulisan panjang kayak gini, gue minta tolong buat kamu nge-tag atau review atau kasih komentar dari cerpennya di akun medsos gue atau di postingan ini ya. Gue seneng banget kalau bisa tahu perasaan pembaca dari apa yang gue tulis.
Hope you enjoy the story! \(w)/
Tolong! Saya terhipnotis langsung unduh pdf-nyaaaa. Tapi keren bener bang. Suka gue cerita bikinan lo. Hahahaha.
ReplyDeleteMana bikin ketawa dan senyum-denyum kek orang bego. Anjir hahahaha. Pdfnya bakal gue kelarin nanti deh. Terus gue komenin.
Kepikiran aja sih lo bikin cerita kek gini hahaha.
Okeh Hari Pertama sudah jadi alasan yang cukup untuk mendownload pdf nya.
ReplyDeleteselalu menarik
ReplyDeleteOke,mari kita nikmati proyekan Adi lagi. Nggak ada hadiah kaus lagi, nih, Bang? xD
ReplyDeleteJadi inget, gue waktu itu menang kaosnya pas GA buku Teka-teki. Ehehe.
Deletealur dan bahasanya anak muda banget,,, lama ga main ke blog ini saya
ReplyDeleteapakah Kresnoadi Grey ini masih ada hubungannya sama Christian Grey?
ReplyDeleteunduh dulu deh baru baca buat temen di perjalanan besok \m/
Susah-susah gampang ya memulai percakapan sama orang baru di chat. Pernah juga pada masanya, baru berani pencet kirim setelah 2-3 hari. Sepengecut itu. Bagian langsung taruh ponsel dan ribet sendiri pun relevan sekali. XD Sekarang ini lebih natural ngobrol langsung kayaknya. Spontanitas gitu terasa seru.
ReplyDeleteSianjir, emang Bang Adi ini, paling jago emang kalau bikin projekan nulis. Manteeeep.
ReplyDeleteKemarin malem saya bacanya sambil rebahan, enaaaaa bet bahasanya :D
WKWKWK NGAKAK!
ReplyDeleteLama nggak blogwalking. Tulisan lo masih yang paling menghibur Di. Lanjutkan.
Bangga nama gue dijadikan salah satu tokoh di tulisan Adi. Kapan-kapan pake lagi tapi yang lengkap dengan huruf N-nya ya.
ReplyDeleteAdi... pagi ini aku udah selesai baca Grey. Bagus, sebagus itu. Senyenengin itu bacanya. Semoga project ini segera ada lanjutannya dan pembaca bisa segera tau hari2 selanjutnya tentang Grey setelah empat kata itu huehehehe~
ReplyDeleteHai Bang.
ReplyDeleteAku malam minggu ini rebahan, dan sambil baca ceritanya Grey. Asli suka bgt sama bahasanya! Apakah ada kelanjutannya? Jadi empat kata apa yang ditulis Grey? Duhhh penasaran bgt Bang. Hehe
lama gak mampir ke sini, ternyata Adi udah bikin projekan cerpen. WOW!
ReplyDeletefirst impression: lucuk! *otw download pdfnya*
emang beda tulisan, yang udah pro, feeling good bgt. hahaha..
ReplyDeletesukses terus ngab.