Kemaren adalah minggu
yang cukup menguras emosi. Ada beberapa hal yang bikin gue lumayan stres dan
capek. Jeleknya, ketika menghadapi hal-hal kayak gini, otak gue sering nggak
bisa diajak kerja sama. Masalah yang seharusnya berakhir di satu titik, justru
berjalan ke mana-mana dan gamau berhenti. Gue mikirin penyebabnya, dan
penyebabnya lebih jauh, dan apa yang akan terjadi kalau gue melakukan hal ini,
dan apa yang terjadi kalau gue melakukan hal itu. Di pikiran gue seperti ada
tinta yang menetes yang semakin lama semakin meluas, dan membuat semuanya jadi makin hitam
dan rumit.
Pikiran buruk itu
akhirnya membawa dampak selanjutnya. Mood jadi berantakan. Fisik juga nggak
fresh karena males-malesan. Makanya, gue coba untuk ngebuat daftar dari hal-hal yang seharusnya gue pikirkan ketika gue memikirkan hal-hal yang tidak seharusnya gue pikirkan ini. Jadi, ketika gue mulai overthinking, gue bisa baca
daftar ini, dan nggak terseret ke lubang kegelapan terlalu jauh.
Satu. Bangun lebih pagi
dari alarm dan matiin alarm-nya sebelum sempat bunyi. Punya waktu beberapa jam
lebih untuk beraktivitas di pagi hari.
Dua. Buka pintu, mencium udara pagi, lalu menyadari kalau di atas keset ada
kucing lucu yang tiduran. Gue melangkahinya, lalu dia berdiri dan menempelkan
badannya di kaki.
Tiga. Ketawa canggung
karena mengucapkan sebuah kata yang sama berbarengan dengan orang lain.
Empat. Ngeliatin mobil
lewat sambil duduk sambil dengerin lagu pakai headset tanpa ada notifikasi dan
orang yang mengganggu.
Lima. Tiduran di ruangan
berkarpet sambil menonton band memainkan musik jazz seperti di Java Jazz 2014
ini.
Enam. Kopi darat dengan
teman online yang udah lama kenal, lalu ngebahas hal yang biasa dibahas di
dunia maya secara langsung.
Tujuh. Suara percikan
api dari kayu yang dibakar di depan tenda. Ketika semua orang udah masuk ke perkemahan
untuk tidur, dan tinggal kamu dan langit sedang cerah-cerahnya.
Delapan. Lagu yang kamu
suka diputar secara tidak sengaja di radio.
Sembilan. Kaki yang dibasahi
gelombang kecil di pesisir pantai. Dengan ritme yang sama. Berkali-kali. Dan
suara ombak menerpa tebing di ujung sana.
Sepuluh. Kebiasaan gue
dan teman-teman sewaktu kecil untuk melompati bayangan mobil dan motor ketika lari
pagi.
Sebelas. Sendirian di
lift yang di bagian atasnya ada CCTV. Tanpa sadar bergaya dan dadah-dadah ke
sana.
Dua belas. Ucapan terima
kasih dari pengisi bensin di SPBU.
Tiga belas. Perasaan
melepas celana ketika seharian bekerja, sampai menimbulkan bekas garis-garis di
daerah pinggang.
Empat belas. Bunyi adonan
telur yang dimasukkan penggorengan penuh minyak. Momen di mana si abangnya
memasukkan lidi dan memutarnya. Momen di mana gue bersiap merasakan gurih dan
pedasnya sambal telur gulung.
Lima belas. Ide-ide
yang bermunculan sewaktu mandi.
Enam belas. Perasaan ketika gue turun dari bus dan “Akhirnya, pulang kampung lagi!” Perjalanan
menyusuri pecinan di kampung halaman. Beragam dialog dari orang yang bahasanya
gue nggak paham. Tukang becak yang menawarkan jasanya.
Tujuh belas. Aroma roti
bakar di pagi hari.
Delapan belas. Ingatan
di mana gue main harvest moon berjam-jam sekali duduk. Teleponan sambil
berpura-pura game itu bisa dimainkan
secara online. Momen di mana kasetnya
rusak, dan gue mengelapnya dengan kaos. Membalik Play Station supaya bisa
dimainkan kembali.
Sembilan belas. Masuk
ke kamar dalam keadaan capek, lalu mendapati bantal dan guling yang dingin.
Dua puluh. Perasaan
setelah menemukan wallpaper baru yang cocok.
Ini lah dua puluh
daftar yang bisa gue pikirkan ketika mulai mikirin hal-hal yang seharusnya
nggak gue pikirin. Siapa tahu berguna buat lo ketika menghadapi masalah yang
sama. Kalo ada yang mau nambahin, silakan tulis di kolom komentar ya. Buat nutup postingan ini, gue mau ngasih penggalan lirik All Time Low, "Maybe it's not my weekend, but it's gonna be my year."
Hope y'all have a great day! :)
Saat mendengar teriakan kurir, "Permisi paket. Paket untuk (nama diri)." Lalu aku bergegas menuju pintu depan, menerimanya, dan mengucapkan terima kasih. Aku membuka bingkisan itu dengan perlahan. Isinya tiga buku. Aku pun otomatis memencet bubble wrap sembari menciumi aroma buku baru itu.
ReplyDelete• berjalan-jalan sendirian tanpa tujuan. Memperhatikan keasingan tempat-tempat yang terbiasa dilewati.
ReplyDeleteMakan es buah di bawah pohon duh nikmat. Manis buah ditambah kesejukan.
ReplyDeleteminum air dingin atau es teh manis setelah panas-panasan perjalanan pulang naik motor dan ngerasain dinginnya mengalir dari mulut sampai perut.
ReplyDelete