Gue baru aja selesai
ketemuan sama blogger murtad lain.
Namanya Tiar, pemilik
planetyar.
Seperti blogger murtad
pas ketemuan pada umumnya, kita ngomongin gimana awal mulanya bisa kenal, lalu
zaman-zaman masih getol ngeblog. Tidak lupa sesi ngegosipin blogger yang jadi
panutan kita semua. Mulai dari Siluman Capung, Ayam Sakit, dan Tulisan Wortel.
‘Coba cek berapa DA
lo, Di!’’ Tiar mencet-mencet layar hapenya, ngetik alamat blog keriba-keribo di
situs pengecekan DA dan PA, dua makhluk sakral yang jadi hidup matinya blogger
buat nyari duit.
‘HAHAHAHA 15! Kecil
amat!’ Tiar ketawa.
Gue ikut ketawa, biar
dibilang gaul aja. Padahal nggak ngerti.
Katanya, DA yang
bagus adalah yang di atas 20. Dengan memiliki DA segitu, seorang blogger
dianggap mumpuni untuk menerima content placement. Ketika seorang blogger sudah
memiliki DA di atas 30, maka ia termasuk sebagai dewa blog. Ketika ada brand
melakukan penawaran “Kami tertarik dengan blog Anda. Kami menawarkan content
placement dengan fee 300.000. Silakan balas email bila tertarik.”
7 menit gak dibalas,
si brand email lagi. “Baik. Baik. Ampuni hamba, Tuan. 500 ribu akan saya beri.”
Begitu nikmat menjadi dewa blog.
Tiar ngetik nama
blognya…
… DA-nya 13.
GELANDANGAN!
Mendapat angka sial
seperti itu, mungkin brand akan memberikan penawaran dengan, “Mau content
placement? Sebagai imbalan, Anda akan saya beri ikan asin 200 gram.”
Pedih.
Sebagai blogger
murtad, tentu pembicaraan soal blog sebagai alat penghasil uang musnah begitu
saja. Kami kembali ngomongin masalah blog dan tulis-menulis, sampai akhirnya, kami
ngomongin soal pemilihan nama blog.
7 tahun lalu, saat
gue memilih nama keriba-keribo sebagai alamat blog, gue nggak pernah ngerasa
ada yang salah.
Tapi sekarang,
kok rasanya malu ya?
Beberapa bulan lalu,
misalnya. Gue kenalan sama orang di kantor. Setelah asyik ngobrol dan gue merasa
macho abis, seperti anak muda umumnya, dia nanya, ‘Eh, lo ada instagram?’
‘A-ada.’
Dengan antusias cewek
ini ngeluarin hapenya. Dia natap gue, matanya gede kayak kucing minta dikasih
makan. ‘Apa namanya?’
‘keribakeribo.
Hehehe.’
‘EH APA KABAR
RANGGA?!’ dia nyapa cowok yang lewat, lalu pergi ninggalin gue.
Esianjing.
Pas gue nengok, cowok
itu temen gue. NAMANYA ASEP.
Sedih kalo
diinget-inget mah.
Dengan nama blog
seperti ini, gue juga jadi agak gimanaa gitu kalo pas interview cari kerja.
Berikut adalah dialog yang biasanya terjadi:
HRD: Kamu mau lamar
jadi content writer ya?
Gue: Iya, Mbak!
HRD: Sering nulis?
Gue: Iya, Mbak!
HRD: Punya blog?
Gue: Iya, Mbak!
HRD: (buka laptop,
siap-siap ngetik) Namanya apa ya?
Gue: Keriba-keribo.
Hehehe.
HRD: Kok nggak ada
ya?
Pas gue liat
laptopnya, dia ngetik
“KRIBAKRIBO.COM”
Gue: I-itu salah,
Mbak. Pake ‘e’. Dua. Jadinya ‘ee’.
HRD: Ee’?
Gue: Iya, Mbak. Ee’
HRD: Kok agak bau ya?
Gue: Gimana, Mbak?
HRD: Ini kok masih
nggak ada ya?
Gue: (mikir) Oh, pake
tanda strip, Mbak.
HRD: Gimana?
Gue: Tulis nama saya
aja mbak di google…
Peluang keterima
kerja: -78%.
Setelah gue cerita
gitu, Tiar juga ikutan mikir. Kok bisa ya, gue segoblok itu jaman dulu?
Menurutnya, sewaktu masa-masa awal ngeblog, nama blog selalu ada formulanya.
Formula pertama, kata
Tiar, adalah menggabungkan blog sebagai wadah/passion + nama pemilik.
Contoh: Planetyar
Asal: Planet + Tiar.
Nama blog:
Galaksipungky
Asal: Galaksi + Pungky
Nama blog: Tulisanwortel
Asal: Tulisan (blog
sebagai wadah menulis) + Wortel (??????)
Formula kedua, kata
Tiar, adalah menggabungkan nama-nama hewan. Jenis nama seperti ini beredar
setelah kambingjantan, blog Raditya Dika, meledak.
Contoh:
1. Siluman Capung √
2. Ayamsakit √
3. Tulisan wortel
(????)
Oke, mungkin
tulisanwortel masuk ke formula pertama (Siapa tahu nama asli pemilik blog ini
adalah Heru Wortel??? Atau di formula kedua, paling tidak perubahan “hewan”
menjadi “tumbuhan” masih deket).
Bandingkan dengan
keriba-keribo.
Keriba-keribo.
DI KBBI AJA GAK ADA
KATA “KERIBA”.
Kok gue ngaco amat
ya?
Lihatlah nama blog
dan media sosial saat ini, mereka semua menggunakan nama asli. Orang yang punya
nama Sarah Puspita, misalnya. Akun instagramnya pasti bernama Sarahp. Paling
jauh Sarahpspt. Disingkat konsonannya. (ya kalo yang disingkat huruf vokalnya jadi aneh sih. “Apa nama ig lo?” “AAUIA” “Monyet lo!”).
Di zaman sekarang,
nggak ada nama norak kayak keriba-keribo. Apakah ini saat yang tepat untuk
mengucapkan goodbye keriba-keribo? :(
Saat gue SMP dulu,
guru komputer gue pernah ngajarin untuk buat blog. Dan semua anak kelas… ngasih nama serandom gue. Ada
lah “DiaryPuspa”, “NyamukPutih”, “Marmutngesot”. Gak ada tuh pas guru gue nanya,
dijawab: “Nama blog saya… Dwipurwoto.blogspot.com, Pak!”
Kalo ada, pasti udah dihardik
habis-habisan.
Setelah diselidiki,
ternyata penyebabnya karena di zaman dulu, orang-orang tampil di media sosial dengan persona. Orang menggunakan media sosial dengan identitas yang berbeda,
atau setidaknya, sisi lain dari identitas kita. Itu lah sebabnya muncul
kambingjantan, landakgaul, dan poconggg. Itu lah kenapa, ketika dulu kita
daftar forum Kaskus, yang pertama terbersit adalah nama-nama aneh kayak Kecoa
Buduk, Sapi Perjaka, Mobil Sampah. Gak pernah ada orang zaman dulu kepikiran
buat Kaskus dengan username… Dedi Supriyadi.
ITU MAU BIKIN USERNAME KASKUS APA TES CPNS?
Saat ini, orang
menggunakan dunia maya dengan personal branding. Kita lebih tertarik pada sosok
yang nyata, dan dapat dipercaya. Sehingga penikmatnya merasa dekat dengan orang
tersebut.
Well, kalau mau
dipikir lebih jauh, “jenis nama” orang juga berpengaruh gak sih? Manusia di
zaman gue remaja, punya nama yang terkesan kuno, dan kurang trendi. Semasa gue
SMP, murid yang punya blog dengan nama “Purwoto.com” pasti akan langsung
dihujat beramai-ramai.
ITU BLOG APA NOTARIS
PPAT?
ITU COCOKNYA DI
BILLBOARD DI BAWAH TULISAN “PAPAN REKLAME DAN PASANG IKLAN DI SINI”
Jahat.
Bandingkan dengan
nama anak zaman sekarang. Annisa, Cristalishya, Alicia. Nama-nama yang keren
dan bakalan langsung cocok jadi nama blog atau medsos. Perhatikan nama-nama ini,
di dunia nyata, mereka semua dipanggil “Ica”. Ada apa, sih, dengan nama ica
ini? Kenapa orangtua memutuskan ngebuat nama yang aneh-aneh kalau pada akhirnya
mereka dipanggil…. Ica.
Yang lebih aneh
adalah, kenapa gak ada orang yang beneran punya nama “Ica” di nama panjangnya.
Apa susahnya naroh rangkaian tiga huruf “I” “C” dan “A” gitu. Sekalinya ada,
pasti muncul huruf “H” di tengah-tengah. Jadi Icha.
EMANG APA PENGARUHNYA
SATU HURUF GITU HEI?
Apa jadi nambah
keren?
Nama: Acep
Ganti jadi: Achep.
TIDAK BERPENGARUH
NYATA!
sebagai blogger gelan-DA-ngan, Kuhanya numpang ngakak-ngakak, dulu. wkwkwkwkwkwwkkakakak.
ReplyDeletetapi beneran ini, Di, mau ganti?
:))
DeleteKalo bisa di postingan selanjutnya bahas lebih dalam lagi blog Tulisan Wortel, Di. ditunggu.
ReplyDeleteAnjeeerr kok gue setuju ya kalo ini
Delete:))
DeleteKu sudah lama nggak pernah ngecek DA. Sekarang agak abai sama hal hal kayak gitu. Nulis ya nulis aja wkwkwk.
ReplyDeleteDan aku ga kepikiran bikin nama aneh2 buat blog meskipun pernah punya nama medsoa yang pake nama salah satu peran di Harry Potter wkwk
:))
DeleteBhahaha DA ku 13 jg coyy. GelanDAngan parah emg wkwk.
ReplyDeleteGue malah dari awal ga kepikiran bkin pormula atau personal branding buat blog dll. Ribet ah. Alesannya sih emang... Males mikir aja. Yauda mending pake nama sndiri biar gak ribet. Andita jg sngaja gue tambahin 'h' ditengah2 biar keren dikit (gak kreatip aja kali ah) dan hasilnya gue jd susah nyebutin nama blog sndiri klo ada yg nanya :') sayang jg sih ini klo keriba-keribo mau ganti nama.. ganti jd nama asli gtu? Kresnoadikeribo dot kom? Kriboadi dot kom? Atau adisudahtidakkeribo dot kom? :'D wakakak
:))
Deletegue barusan ngecek DA blog, malah pas 20. ini gue ada di ujung tanduk pasti kalau ada brand mau nawarin kerja sama. mau nawarin segan, gak nawarin kasian. :(
ReplyDeletekayaknya yang pake wortel-wortel itu asalnya dari dunia paralel deh. bumi 057 mungkin.
:))
DeleteTapi malah menurut saya, bang Adi seakan udah buat branding sendiri loh dari "keriba-keribo" itu. Terlebih prosesnya kan lama untuk membangun branding.
ReplyDelete:))
DeleteDA gue juga malah lebih gembel dari punya elu, di. lagi pengen nyoba dan usaha biar bagusan dikit, mirip kayak si firman lah itu DA blognya. ehe
ReplyDeletegue rasa blog lu ini udah punya branding yang bagus deh, dan banyak juga yang udah kenal. dan rasanya enggak memalukan buat disebut depan orang-orang banyak.
sejak dari dua tahun yg lalu juga, gue mau ganti nama domain gue.
:))
Deletengomongin nama buat branding, aku ini salah satu orang yang gonta ganti mulu dari mulai ngeblog tahun 2010. nih ya list-nya
ReplyDelete1. irupusmeong
2. pipitpusayi
3. pipit1992
4. avvtr
5. heypipit
yang bertahan sampai sekarang, untuk username twitter dan IG aku milih pipit1992 dan buat blog aku suka heypipit. g dipungkiri juga nih dan setuju sama penjelasanmu, ada perubahan di medsos. dulu kita g menunjukkan nama asli dsb, sekarang ini jadi salah satu cara kita membangun personal branding.
kalau ngomongin DA PA mah blog aku segitu2 juga, malah dibawahmu peringkarnya, wkakaka
:))
DeletePake e. Dua. Jadinya ee. Bhahahaha gue ngakak yawlaaaa
ReplyDeleteBtw, entah kenapa kok gue sedih ya pas baca goodbye keriba keribo :')
:))
DeleteMari kita berjuang terus menaikkan DA cuma biar bisa bilang, "Maaf iklan anda tidak sesuai dengan niche blog saya".
ReplyDeleteBagaimana kelanjutan keriba-keribo? Akankah dia terhapus? Akankah dia berganti nama? Kita tunggu di episode selanjutnya.
:))
DeleteBangkeeeeeee. Kenapa lucu banget sih ini. 😂
ReplyDeleteZaman menentukan segalanya ya.
Jadi pengen ngecek DA.
:))
DeleteMohon lebih lanjut untuk penjabaran formula nama blog. Terutama yang terakhir.
ReplyDelete:))
Deletehey, pembaca lama di sini.
ReplyDeleteiya yah? sebelum yutup segede sekarang dan masih banyak blogger yang aktif, biasanya blognya pake nama-nama binatang, kayak kambingjantan, atau semut blog. jarang banget yang make nama asli kayak muhammad robi.
wkwkwkwk dasar.... da pa zone. Termasuk kaum berkasta sudra ini aku
ReplyDelete