Dari sekian banyak stand up comedian yang ada di Indonesia, Gilang Bhaskara adalah salah satu idola gue. Makanya, begitu tahu dia akan ngebuat special show di Teater Jakarta, gue langsung jerit kesenengan. ‘GUE HARUS NONTON!’ teriak gue, buru-buru ngecek cara pembelian tiket. Lalu naruh hape lagi. Nggak usah buru-buru amat deh. Dia kan nggak tekenal. *digampar
Nggak terkenal bukan
berarti nggak bagus, men.
Maka gue buatlah
tulisan ini. Sebagai saksi kekerenan Special show-nya.
Bentar, gue kibas
poni dulu.
--
Sewaktu penukaran
tiket, abang-abangnya ngasih tahu kalau tiket platinum (duduk di lantai bawah) lagi
ada diskon dan bisa ditukar tambah dengan tiket silver gue (yang di lantai atas).
‘Yuk! Cuma nambah 50 ribu!' seru mas-mas pake megafon. Kalimat ini membawa dua
pikiran di kepala gue: 1) ‘Wah, mayan nih! Sikat ah!’ Dan, 2) ‘Wah, beneran gak
laku nih.’
Akhirnya, gue gak
jadi beli.
Eh, ternyata yang silver ganti tempat. Melihat kursi di bawah masih banyak yang kosong, panitia
menyuruh kami pindah tempat duduk menjadi di tempat yang sama kayak platinum. Setelah sujud sukur dan menepuk duit 50
ribuan di pantat, gue jalan ke bawah.
Acara dimulai pukul
delapan malam. Dengan suara Uus sebagai V.O membacakan tata cara dan aturan
menonton. Dari sini, sudah ada beberapa penonton yang tergelitik. Kalau dalam
chat, masa-masa ini ada yang mulai ngeluarin “Apaan sih lo. :))”
Cih. Lemah sekali
orang-orang Jakarta ini.
Pertunjukan pun
dimulai oleh orang bernama Marcel… yang kedatangannya diiringi lagu Marcel.
Berjalan petantang-petenteng, dia meraih mikrofon. Seperti beberapa komika lain,
dia menyuarakan kesombongannya karena pernah masuk Indosiar. Yang membuatnya
lucu adalah, kesombongan dia, adalah hal yang wajar bagi kita. ‘Semenjak masuk
tv, gue jadi hedon abis! Sekarang, gue ganti sikat gigi setiap 2 bulan!’ Dia
juga bercerita tentang cara mandinya yang berubah dari memakai gayung, menjadi
pakai shower. Yang tadinya kalau mandi tangan bisa kecengklak gara-gara
gayungnya berat, sekarang kalo mandi bisa lepas tangan.
Marcel stand up
selama 20 menit. Di sini, tingkat kelucuan berubah menjadi: “BANGKE!! :)))”
Setelah itu, Guzman
naik panggung. Dia menceritakan alasannya membuat persona
sebagai cowok ngondek. Tentang kisah asmaranya, yang, harus meyakinkan
pacarnya karena mereka tidak direstui orangtua si pacar. Juga tentang
penggunaan bahasa sunda yang berbeda-beda di tiap daerahnya.
Guzman pun stand up
selama 20 menit.
Lalu dilanjutkan oleh
Mukti Entut.
Komika absurd asal
Jogja ini membuka dengan sendawa. Penonton yang mengenalnya tertawa
karena berpikir ‘Mo ngomong apaan nih si kampret?!’ Sementara yang tidak
mengenal mungkin akan heran. Kalimat pertama yang keluar dari Mukti adalah
‘Saya tadi ke sini… naik lampion.’ Selain hal-hal random, dia juga membuat
lelucon tentang Neymar, pemain sepakbola, yang mendapatkan gaji 12 ribu per
detik. Serta pengaruh hiperinflasi di Zimbabwe terhadap soal cerita matematika
di ujian nasional. Sumpah, ini beneran ada dan gue mulai pipis dikit gara-gara
ketawa.
Sama seperti yang
lain, Mukti mengakhiri setelah ber-stand up selama 20 menit.
Sekitar pukul 9
malam, lampu dipadamkan. Berganti menjadi cahaya kekuningan. Terdengar tepukan
dari penonton di belakang. Di atas panggung, terpampang tulisan ‘GILANG BHASKARA’ berwarna kuning. Gilang pun keluar bersama dua cewek cantik. Kampretnya,
dia membuka dengan ‘Kalau ada di antara kalian yang masih bingung dari nama
acara dan tulisan di belakang, kenalin. Saya Gilang Bhaskara.’ Dia pun act out
menjadi penonton bodoh yang ‘Ooh… ternyata itu maksudnya tulisan “Gilang
Bhaskara” di belakang… gue pikir tadi apa. Ternyata nama dia toh...’
Lawakan satir sialan
ini langsung bikin gue nyengir lebar. Gue emang demen banget sama tipe lawakan begini. Dan suka juga ngisengin orang dengan ngomong nyebelin gini. Hahaha. \:p/
Gilang memulai
pertunjukan dengan mengenalkan dirinya. Bercerita tentang, sama seperti komika
kurang terkenal lain, keapesannya menjadi seseorang yang tidak terkenal…
padahal juara dua. Dan padahal juara 1 dan 3 pada terkenal semua. Dia bercerita
tentang pengalamannya dikira Ge Pamungkas (PADAHAL KAGAK ADA MIRIPNYA WOY?!).
Tentang seseorang yang disuruh melawak ketika reunian. Tentang hidup dan
perkuliahannya di Bandung. Tentang pertemanannya bersama 6 orang kristen, yang
membuatnya merasakan menjadi minoritas. ‘Rasanya tuh seru banget. Bisa
bareng-bareng temen gue. Main ke mana-mana nggak mikirin lo siapa gue siapa.
Tapi sedih juga… soalnya cuma gue yang masuk surga.’
Emoji nangis ketawa
bertebaran di seantero teater.
Gilang kemudian
menceritakan bagaimana dia dipanggil koko karena berada di lingkungan cina.
Bagaimana pekerjaan sebagai stand up comedian tidak selamanya menyenangkan.
Bagaimana dia iri saat menonton pertunjukan special show Kukuh yang digelar di
tempat yang sama. Dia juga mencari tahu bahwa penonton saat itu kebanyakan tahu
Gilang dari Kompas, bukan Indosiar. Padahal dia sudah lama menjadi mentor
Stand Up Comedy Academy di Indosiar.
Beberapa bit favorit
gue, dan mungkin juga banyak penonton lain, adalah tentang business class pesawat.
Bagaiamana dia, dengan sombong, ngeledekin pengguna pesawat kelas ekonomi.
Bagaimana dia memberikan tips supaya bisa duduk nyaman di kelas ekonomi.
Bagaimana kenorakannya saat memesan makanan, dan, kemachoannya yang diuji saat
terjadi turbulensi di pesawat.
Bit lain yang menjadi
favorit gue adalah saat dia menceritakan tentang toilet. Dia mengupas habis
keresahannya ini dan kayaknya menjadi bit terpanjang di dalam show-nya.
BENER-BENER DETAIL GITU LHO! Ada beberapa diksi yang baru disebut pasti udah
bikin ketawa. Saking penasarannya, gue coba ngebedah materi itu dan bikin dalam bentuk mind map. Hasilnya begini:
Setelah dua bit tadi,
dia juga bercerita banyak soal mobil. Di sini, gue agak-agak nggak konek karena
sama sekali nggak ngerti soal mobil. Tapi dia bisa memberikan konteks yang
baik. Jadinya gue tetep ketawa puas. Bagian favorit gue dalam mobil adalah
masalah “berbagai macam stiker mobil”. Topik lainnya adalah hal-hal yang
menyangkut kekinian. Seperti instagram dan caption, kebiasaan orang-orang
sekarang dalam bersosial media, tentang awkarin, dan netizen. Gilang kemudian menutup
show-nya dengan menjelaskan mengenai ‘Neraka Netizen’. Dengan membuat dunia
baru, menjelaskan siapa dan apa yang terjadi di neraka itu.
Menonton pertunjukan
Gilang, buat gue, entah kenapa seperti berkaca. Cara dia meledek orang lain
sama seperti cara gue meledek. Bagiamana dia "tidak ingin terlihat spesial" dan kebiasannya yang sering menata rambutnya sama kayak gue yang benerin rambut, benerin, lalu ‘ARGHHH BODO AMAT,
MBUT! SUKA-SUKA LO DAH!’
3 menit kemudian,
benerin rambut lagi.
Sejujurnya, gue
sempat menonton interview dia. Dia menekankan bahwa show kali ini, dia akan
banyak melakukan act-out. Dan malam itu, act out-nya benaran membantu semua
joke yang dia keluarkan. Ngebuat gue ‘HAHAHAHA’ duluan saat dia mulai bicara.
Dan ‘HAHAHA ANJER KAN KAMPRET BANGKE BANGKE. :’))))’ setelah dia selesai
bicara.
Set panggung special
show Giilang Bhaskara mungkin tidak semewah komika lain. Panggungnya hanya
berisi stereofoam bertuliskan namanya yang ditempel di besi. Marketingnya
mungkin tidak dilakukan dengan serius dan gembar-gembor.
Tapi bagaimanapun, joke
yang baik adalah yang spesifik.
Dan Gilang, benar-benar tahu cara membuat joke yang detail.
Jadi ketika dia bikin twit kayak gini:
Jadi ketika dia bikin twit kayak gini:
Setelah Live at Teater Jakarta, mau bikin Live-at dimana lagi yaaa.— Gilang Bhaskara (@gilbhas) November 5, 2017
*buka peta Indonesia*
Mention-lah kota
kamu. Dan, datanglah.
Jadi penontonnya kurang ramai, Di? Dari ulasan lu betapa keren penampilannya dia, kayaknya pada nyesel melewatkan Gilang ini.
ReplyDeleteGue mungkin termasuk salah satunya. Jadi rindu nonton stand up live lagi. Terakhir nonton langsung yang Adri itu. Lo Pikir Lo Keren.
Berarti, tampil di Indosiar nggak terlalu membantu pemasarannya, ya? Yang nonton tau justru dari Kompas. Tapi emang iya, sih. Gue gak pernah nonton Indosiar lagi. Jarang banget nyetel TV juga. Terakhir lihat Gilang stand up itu di Kompas. Berapa tahun yang lalu itu anjir. :|
Kalau abang stand up featuring sama beliau gimana?
ReplyDeleteKan setipe, sapa tau bisa roasting barengan.
Abang kan jokingnya lewat stilistika, sedangkan beliau lewat retorika. Ga beda jauh lah, cuma beda dimensi sama media aja.
Gilbhas emang identik sama komika cerdas sih ya. Mantep kalo bikin materi pasti cihuy. Tapi emang Gilbhas ini kurang bersinar dibanding juara 1 sama 3 sih. Padahal lucunya beneran :D
ReplyDeleteHahaha
ReplyDeleteGua malah baru tau dia saat jadi mentor di indosiar wkwkw, emang lucu siih. Seru nih kayanya kalo nonton dia live wkw
Setelah SUCA berjalan 3 tahun, Gilbhas tetep dikenal lewat Kompas. :))
ReplyDeleteKok enak ya, tadinya tribun silver dijadiin kursi platinum. Saking sepinya sampai segitunya.
Kalau diliat-liat, Gilbhas kan mirip elu, Bang.
gue pertama kali liat dia malah bukan dari acara stand up. tapi semacam sketsa yg di kompas dulu, barengan sama raditya dika dan komika lainnya. dan dari situ baru tau kalo dia komika. dan emang pas pertama kali liat komennya, "Ya anjir, bener juga ya. hahah" berasa kayak orang bego gue.
ReplyDeletetapi lu ternyata lemah ya, Di. nonton acara stand up comedy sampe kencing di celana.
gue ga ada yang tau uy para openernya. cuman gilangnya doang.
widih gilbas.
ReplyDeletekalo aku lebih suka siapa ya? banyak. hihi..
tapi aku sendiri jarang deh liat gilbas stand up..
Komika cerdas yg gak lulus kuliah, masih ngerjain Skripsi sekarang. Wkwk *terkuak fakta di YouTube interview Soleh Solihun. Hahaha
ReplyDeleteJadi Indosiar tetep gak bisa ngangkat namanya ya? Hehe
Tapi mayan ah bayarannya. Hehe
Sama, aku juga lawakan satir :)
ReplyDeleteBaru tau ada komika namanya gilang bhaskara. Jarang nonton stand up. Paling juga dodit sama ridwan remin wkwk
ReplyDeleteCoba nonton channelnya Soleh Solihun, di. Di situ kebongkar dah siapa Gilang Sebenarnya. Aslinya Gilang kan juga bingung, kenapa orang2 nyebut dia Komika Cerdas. Kuliah aja belom lulus loh dia.
ReplyDeleteKalo Gilang pake Act out nggak terlalu kaget, sih. Kan waktu final suci dia juga Pake itu, bahhkan sampai ngelibatain penonton, parah pokoknya.
Udah jarang banget nonton stand up :(( kangen.
ReplyDeleteNggak kenal semua nama yang disebut di tulisan ini. Cuma tahu Ge Pamungkas, itu pun gara-gara dia ganteng, bukan gara-gara pernah nonton stand up nya.
Btw, naik lampion, bangke sih...
Saya nonton dan jagoin Gilbas karena dia ganteng. Udah. Gitu aja.
ReplyDeleteAnjay Di, lo niat banget sampe ngebedah struktur jokesnya, mantap. Kalo gue nonton ya pas pulangnya ngebayangin jokes tadi terus tidur wkwkwk.
ReplyDeletegue baru tau gilang bhaskara ini. gue taunya komika2 lawas hahahahah.. tapi dari cerita lo, kayaknya sering. yg tadi bikin gue ketawa tuh bagian: Rasanya tuh seru banget. Bisa bareng-bareng temen gue. Main ke mana-mana nggak mikirin lo siapa gue siapa. Tapi sedih juga… soalnya cuma gue yang masuk surga.’
ReplyDeletelagi pas banget sama keadaan di jkt :p