Perhatian: tulisan
ini terinspirasi dari skenario
(dalam 5 menit) Isman HS. Skenario film Pengabdi Setan ini merupakan
parodi dan tidak ada kaitannya dengan naskah film aslinya. Semoga, setelah
membaca skenario pengabdi setan selama 5 menit ini tidak mengubah pandangan
kita akan film aslinya. Amin.
--
IBU sedang berbaring
lemah. Wajahnya pucat. Sudah tiga tahun ia menderita penyakit misterius ini.
Penyakit yang, saking parahnya, membuat dia tidak bisa bicara. IBU menengok ke
kamera dengan slow motion. Tatapannya tajam. Di bagian subtitle tertulis “INI
BUKAN SARIAWAN LHO, YA! POKOKNYA PENYAKIT MISTERIUS! SEREM DAH!” Setelahnya,
Ibu kembali loyo dan Terlentang lemas. RANI masuk.
RANI
Ibu kenapa?
IBU
(DIAM)
RANI
(menggoyangkan
pundak, memegang dahi Ibu, lalu memegang pantat sendiri) SAMA, BU! IBU KENAPA? JAWAB?!
IBU
(menengok ke Rani
pelan, lalu diam saja dengan tatapan kosong)
Di layar tertulis
“LAGI TIDUR GANGGU AJE!”
RANI
celingak-celinguk ke seisi kamar, mencari sesuatu yang dia pikir bisa membantu
pengobatan ibunya. Di atas meja terlihat tumpukan obat. Tapi itu tidak penting.
RANI hanya ingin IBU bisa bicara. Maka yang RANI ambil adalah... lonceng es
dung dung. Rani menyerahkannya ke Ibu.
RANI
Bu, goyangkan lonceng
ini kalau butuh apa-apa. Oke?
IBU
(menggoyangkan
lonceng)
RANI
Ngerti kan, Bu?
IBU
(menggoyangkan
lonceng)
RANI
BU JAWAB NAPA?!
EXT. DAY - DEPAN RUMAH IBU
Dua anak SD sedang
main sepeda. Mendengar suara lonceng, mereka teriak “BANG! BELI BANG!”
BACK TO:
INT. DAY - KAMAR IBU
RANI
DIAAAAM?!
DISSOLVE TO:
INT. DAY - RUANG KELUARGA
Terlihat seisi
keluarga sedang berkumpul. Suasana hening. Ada AYAH, TONY, BONDI, dan IAN.
Penyakit IBU membuat mereka tidak bisa berpikir apa-apa. Sound effect bunyi
detak jantung. AYAH yang pertama bicara.
AYAH
Kalian tunggu Rani
keluar kamar. Ayah mau pergi dulu sebentar... 5 bulan.
TONY
Mau umroh, Yah?
AYAH
Nggak juga sih. Mau
beli pulpen sama kertas. Biar bisa ngobrol sama ibu.
BONDI
WAH KEREN ABIS! AKU
BARU KEPIKIRAN!
AYAH
Ayah gitu lho! Ya
udah. Ayah pergi dulu ya... (beat Ayah menatap kamera dengan sumringah seperti
Komeng saat bilang “SEMAKIN DI DEPAN!”)
AYAH (CONT’D)
...5 bulan!
IAN
Hati-hati, Yah.
AYAH
Karena ini film horor
dan kalian akan tinggal sama orang penyakitan, harusnya kalian yang hati-hati.
Oh, tapi emangnya bakal ada kejadian apa, sih, sampai kalian pada butuh Ayah
gini?
TONY
Banyak, Yah.
AYAH
Contohnya?
TONY
Aku gak bisa nentuin
takaran air sama beras kalau masak make magic jar.
IAN
Aku belum bisa iket
tali sepatu.
BONDI
Aku gatau cara bayar
cicilan KPR!
AYAH
Ditanya malah pada
jawab! Udah, Ton, kamu sisirin aja rambut Ibu! Yang lain... ngapain kek gitu.
Yang penting jangan nemenin Tony. Biar efek seremnya kerasa.
AYAH akhirnya benaran
pergi. Bondi dan Ian memasang wajah kecut karena membayangkan malam ini bakal
makan pake nasi kebanyakan air lagi.
PENONTON #1
AERNYA SATU RUAS
JARI! GITU AJA GAK TAHU! PAYAH!
PENONTONN #2
Eh, serius?
PENONTON #1
Seinget gue sih
gitu...
PENONTON #2
Berasnya segimana?
PENONTON #1
mengangkat bahu.
PENONTON #1
INT. NIGHT - KAMAR IBU
TONY KE RANI
Kak, aku mau sisirin
Ibu.
RANI
Alhamdulillah.
RANI pergi, dan, di
belakang TONY, dia mencium kepalan tangan, lalu menghadap langit. Selebrasi.
TONY KE IBU
Aku sisirin ya, Bu?
IBU
(menggoyangkan
lonceng)
TONY
Siap!
Sotoy abis Tony ini.
TONY (CONT’D)
Gimana, Bu? Enak kan
disisirin Tony?
IBU
(ngacungin jempol)
TONY
(ngacungin
kelingking) Eits. Aku yang menang, Bu.
Tony terus menyisiri
rambut IBU. Sampai tiba-tiba tatapan IBU melotot. Badannya menegang. Tangannya
berurat memegang lonceng.
IBU
(ngegoyangin lonceng
dengan kencang)
TONY
(sambil terus nyisir)
Iya. Tony juga sayang sama Ibu.
IBU
(ngegoyangin lonceng
makin kenceng, tangannya gemetar)
TONY
Sebelum penonton
merasa obrolan ini seperti terjadi antara pak Haji Bolot dan cerminan dirinya
sendiri, IBU terus menggoyangkan lonceng. Semakin lama semakin kencang. Sound
effect intense. Badan Ibu mengejan. Kamera zoom in ke wajah IBU. Matanya
seperti orang yang menahan sakit terlalu lama. Pelan-pelan, dari dahinya
mengalir darah. Ibu menggoyangkan lonceng terakhir dengan pelan, lalu
menjatuhkannya ke lantai.
TONY (CONT’D)
IBU?! IBU! MAAFIN
TONY BU! Tony gak sadar kalau sisirnya nancep ke ubun-ubun!
IBU mati. Kamera
berputar-putar ke seisi ruangan. Lalu zoom out ke atas. Memperlihatkan seluruh
ruangan di mana ada Tony, Ibu, dan sisir yang menancap di kepalanya.
EXT. DAY - PEMAKAMAN
Lubang kubur sudah
disiapkan. Mayat IBU telah diturunkan. Orang-orang sudah berkerumun. Semua
meratapi nasibnya masing-masing; TONY yang memegang sisir menangis haru. IAN
yang tali sepatunya lepas, BONDI yang megang struk cicilan KPR dan
alhamdulillah, ada AYAH... megang kertas sama pulpen. Pemakaman sudah mau
dimulai, tapi biar dramatis, RANI turun ke liang.
RANI
KENAPA IBU?
KENAPAAA?!
RANI memeluk mayat
IBU dengan kencang. Lalu tidak sengaja menendang salah satu kamera di liang
kubur.
RANI KE SUTRADARA
Eh, sori sori.
SUTRADARA
Gakpapa. Alami itu.
Jadi orang berasa di dalem beneran. KEEP ROLL!
RANI
KENAPAAAA?!
Musik Kelam Malam,
lagu yang menjadi satu-satunya single hits IBU, mendadak terputar (sebagai
backsound, bukan di kuburannya). RANI mencium kening IBU, lalu naik dan berdiri
di samping AYAH... yang memegang kertas bertuliskan ‘GAKPAPA, NAK.’
Kamera close up ke
IBU di liang. Matanya mendadak terbuka. Kamera zoom out sedikit, terlihat
cetakan bekas bibir RANI di jidatnya. Liang kubur ditutup.
Bersambung...
Buset. Yang bagian Rani nyamain suhu jidat ibu sama pantatnya sendiri, DURHAKA BANGET. Hahahaha. Lanjut, Di.
ReplyDeleteHahaha. Lucu ini. Jadi makin pengen disisirin Toni. Terus aku jadi ngebayangin Bapak kayak pengemis di Amrik, bawa-bawa kertas ada tulisannya gitu...
ReplyDeleteRusak dah rusak ini imajinasi gara-gara Adi.
Ayah durhaka, jangan2 beli sampo abal2 hingga rambutnya kusut dan sisir nancep di ubun-ubun. Ini tidak adil bang..............
ReplyDeleteMati tertancap sisir kan ya Tony pasti sengaja. Tony anak durhaka.
ReplyDeleteTernyata terungkap siapa pembunuh Ibu sebenarnya.
ReplyDeletekonyol banget iniiii =))
ReplyDeleteBANGSYAAAT ini lucu banget. Lonceng es dung-dung, ga sengaja nendang kamera, dan masih banyak lagi. Asik nih kayaknya kalo angkat jadi film, skenarionya aja uda lucu, gimana filmnya 😂
ReplyDeleteSeru, lanjutin bang wkwk
ReplyDeletewah, besok masuk layar lebar nih skenario.. haha
ReplyDeleteBelum nonton filmnya, bingung. :( Tapi pas dibayangin adegan-adegan kayak gitu kok tae juga, yak. Wqwq.
ReplyDeleteDirector: Joko Adi.
ReplyDeletebgst, rusak sudah imajinasiku, bang adiiiiiiiii...
ReplyDeletewkwkwk absurd abeezzzz,, bapaknya mau umroh XD
ReplyDeleteserius da ini aku kira review film`e
ReplyDeletenyata`ee
Harus kuakui kalau ide penulisanmu makin hari makin keren
ReplyDeletedan makin goblo, gue sekarang jadi kasian sama ibu setelah membaca tulisan ini. padahal gua sempat tiga kali mimpi buruk setelah nonton film aslinya -___-