Gue baru tahu kalau
Coldplay keluarin video lirik dari lagunya yang berjudul Miracles (Someone Special). Lagu itu bercerita tentang ayah yang percaya kalau anaknya bisa jadi
seseorang yang spesial. Lirik pertamanya ‘My
father said never give up son. Mohammad, Mahatma, and Nelson not scared to be
strong.’
Sepanjang lagu, badan
gue merinding.
Terus terang, gue terkadang iri dengan keluarga yang seperti itu. Menjadi bagian dari keluarga yang
suportif, seru, dan saling dukung satu sama lain. Orangtua gue bukanlah tipikal
yang seperti itu. Tidak ada ucapan ‘I love you’, ‘kamu jangan nyerah’, ‘kerja
bagus’, ‘Ini baru anak Bapak/Ibu’, ‘Aku bangga sama kamu’. Mereka bukan orang
yang memberi nasehat tentang kehidupan. Mereka bukan orangtua yang memberi
semangat ketika gue down, mendukung
ketika gue melakukan hal yang baik dan benar. Ikut bangga di saat gue mulai
berhasil.
Dibanding apresiasi,
yang sering keluar dari mulut orangtua gue justru kata ‘jangan’. ‘Jangan’
pertama keluar saat SMP, sewaktu gue mencari tahu apa itu internet. Jangan
ke warnet, katanya. Entah apa alasannya. Lalu ‘jangan baca komik’ saat gue mulai suka baca. Jangan
main kartu, ketika gue belajar card flourish. Dan berbagai ‘jangan’ yang lain. Belakangan,
gue baca berita yang bilang kalau ini adalah bagaimana orangtua Asia mendidik
anak. (berita tentang kenapa orangtua di Cina nggak bilang I love you: klik di
sini.)
Kelihatannya memang
menyebalkan. Karena kesannya kita harus bersusah-susah sendiri, berusaha diam-diam
di belakang mereka sampai berhasil, baru mereka bangga ketika kita terkenal
atau kaya atau sukses menurut versi mereka.
Padahal, bukan
begitu.
Mereka bukan tidak
sayang sama kita. Mereka hanya tidak tahu cara berkomunikasi. Gue sangat
meyakini bahwa apa yang terjadi di masa lalu akan mempengaruhi hidup seseorang
ke depannya. Mungkin sewaktu kanak-kanak, mereka terkekang. Tidak boleh ‘ngomong bebas’ sama pemerintah. Mendapatkan banyak ketakutan karena kerusuhan, tembak-menembak, inflasi, demo besar-besaran. Mendapat kegagalan entah dari pekerjaan, atau
pendidikan. Mungkin sebagian ada yang usahanya gulung tikar. Pekerjaanya gagal
dan punya tanggung jawab membiayai saudaranya karena di masa itu, Keluarga Berencana belum diterapkan dengan baik.
Hal-hal berat seperti
itu, membuat mereka sulit berkomunikasi terang-terangan.
Mereka hanya tidak
ingin berbagai tanggung jawab, tekanan, resiko, ketakukan, kegagalan yang
mereka alami di masa lalu terjadi kepada kita. Bagi sebagian orangtua,
ketakutan bahwa hal buruk akan menimpa anaknya menutupi kemauannya untuk menjadi
orangtua yang suportif. Karena bagi mereka, hal-hal baru yang ada di masa
sekarang adalah resiko. Dan dia tidak mau, anaknya jadi gagal karena itu.
Bandingkan dengan
generasi kita yang sejak kecil menggunakan handphone.
Belajar berkomunikasi dengan orang lain, bisa bicara dengan lebih terbuka.
Terhubung ke mana pun dengan cepat. Bisa memilih informasi mana yang baik dan
yang buruk, sesuai dengan keinginan kita.
Orangtua gue mungkin
tidak blang I love you. Tidak mengapresiasi dengan kata-kata. Tidak ada saat
gue down dan lebih banyak melarang
dibandingkan mendukung. Gue tahu orangtua gue tidak bilang ‘kamu bagus’ dan
selalu melihat hal-hal buruk dari apa yang susah payah gue kerjakan. Dan itu
tidak apa-apa. Karena gue tahu, mereka mencari cara, melewati hal-hal berat di
masa lampau, dengan segala keterbatasan teknologi yang mereka punya, untuk
bekal hidup gue.
Gue tahu kalau cara
mereka berkomunikasi bukan melalui kata-kata. Tapi lewat makanan yang selalu
ada di bawah tudung saji. Lewat bangun setiap pagi. Lewat tulang punggung yang
semakin lama semakin keropos karena berdiri di kereta. Lewat pulang
malam-malam, berhadapan dengan dapur, lalu naik ke kasur dengan wajah yang
dipaksakan tersenyum. Karena dengan itu, dia berkata: ‘Aku kerja keras. Kamu
jangan mau kalah, ya. Pasti bisa juga.’
Itu serius lirik lagu ada Mohammad nya?
ReplyDeleteSuka kalimat terakhir. (y)
:)
Deleteketakutan bahwa hal buruk akan menimpa anaknya menutupi kemauannya untuk menjadi orangtua yang suportif
ReplyDeletekayaknya kalimat itu juga ngena ke diri gue sendiri sih. sebagai seorang anak yang kadang tingkah lakunya didasari oleh ego yang engga mau ngalah, sering terjadi perdebatan kecil sama orangtua. tapi sekarang, ketika sedang mudik dari perantauan, jadi lebih memperhatikan hal'' kecil yang orangtua lakukan. yah, walaupun mereka kesulitan untuk berkomunikasi sama anaknya, diri kita sendiri yang harus bisa beradaptasi dengan hal itu. sama kayak komen atas, setuju sama kalimat terakhir yang lu bikin, di.
udah lama juga ga bw kesini nih...
hahah
:)
DeleteOrang tua gue juga kayak gini, banyak bilang 'jangan'-nya, tapi ya mungkin semua itu sama persis seperti apa, yg lo bilang, Di. Orang tua tipikal jaman dulu.
ReplyDeleteSorry gak fokus ke lagunya.
:)
DeleteKayaknya orang tua kita setipe, di. Gue juga nggak pernah dapat ucapan apa pun, mulai dari yang sederhana dan tanpa perlu usaha kayak ulang tahun, apalagi kalo gue melakukan hal yang menurut gue keren, mereka jarang mengucapkan apa pun.
ReplyDeleteTapi, yang gue tahu, mereka pasti menceritakan kebaikan2 kita sama orang lain. Sama tetangga, atau keluarga.
Tulisan bagus shohabat Adi :)
:)
DeleteBetul kata, Ican. Dulu aku juga iri kalau lihat ortu muji-muji anaknya. Aku sepanjang sekolah belum pernah dipuji ortu sama sekali. Tapi nggak sedih lagi karena udah biasa. :)
DeleteTapi pernah sekali aku nggak sengaja dengar, ternyata ortu muji kita di depan kawannya. "Kalau anakku alhamdulillah nggak dapat peringkat bagus terus waktu sekolah dulu, nggak nyusahin." Rasanya mau nangis.
Sampai sekarang jadi sadar, mereka nggak pernah sekali pun ngerayain ultah anaknya bukan karena nggak peduli, tapi mereka tahu masih banyak kebutuhan lebih penting daripada sekadar kado basa-basi tiap tahun.
Makasih tulisannya, Adi. :')
Terbawa suasana, jadi banyak saltik. BYE.
DeleteSama, orangtuaku juga nggak bisa 'bermanis manis' sama anaknya :') Tapi pasti lah orangtua sayang sama anaknya. Cinta nggak harus diungkapkan dengan kata-kata, apalagi dengan kata2 memotivasi.
ReplyDeleteBtw ku nangis denger lagu ini, Di. Lagunya baguuuuus. Terus juga dia kolab sama Big Sean lagi. Anjer lah. Keren. Ditambah lagi dituangin di postingan ini. Huaaaa tambah nangis :(((
:)
DeleteGue termasuk orang yang nggak pernah diucapin "I love you" sama orang tua. Bukan karena nggak sayang, mereka emang nggak tau bahasa Inggris. :')
ReplyDeleteKalau pujian-pujian kecil atas apa yang udah gue lakukan, yang paling sering ngasih itu nyokap. Dia nggak pernah marahin gue walaupun nilai sekolah jeblok terus. Alhamdulillah gue-nya juga paham kalau dia udah begitu gue harus ningkatin lagi, bukannya malah "oh, kalau nilai jelek mah nggak apa-apa sama nyokap".
Yang sering kebanyakan bilang "jangan" justru kakak gue. Nggak taulah, dia banyak banget aturannya.
:)
DeleteKalimat terakhirnya bikin nangis kak. TT
ReplyDelete:)
DeleteAku sudah membaca tulisan ini justru di IG Bang Adi :' suwer deh, aku suka banget Bang :')
ReplyDeleteSama!
Delete:)
DeleteKalo orang tua gua sih emang gak pernah memotivasi gitu tapi dia gak pernah bilang "jangan" kalo gua mau melakukan sesuatu asal gak melanggar aturan
ReplyDelete:)
DeleteAnjir gue ga bisa berkata kata lagi, krn orang tua gue peris kaya orang tua lo, yang kadang malah sering ngelarang ini itu, tapi gue ngerasain bentuk dukungan mereka adalah dengan selalu ngasi gue duit buat biaya hidup buat kuliah, yang mana kalau dihitung hitung itu banyak ny lebih banyak dri kebutuhan mereka sendiri, gitu aja gue rasa lebih dari cukup buat buktiin rasa cinta mereka tu beneran ada
ReplyDelete:)
Deletesaya suka banget sama kalimat terakhir buat merinding pas bacanya. Bukan cuman orang tuamu aja bang, orang tuaku pun susah bilang I Love You tapi saya selalu yakin jauh dalam hatinya semua orang tua termasuk orang tuaku selalu mendoakan anaknya menjadi pribadi yang baik, mmungkin mereka tidak bisa mengatakannya secara langsung tapi kita bisa merasakannya lewat kerja keras mereka menghidupi kita mulai dari kecil hingga ke liang lahat. semoga mereka semua diberikan umur yang panjang supaya bisa melihat anak-anaknya berada dijalan kesuksesan nantinya. aamiin...
ReplyDelete:)
Deletehikmahnya nanti kalau jadi orangtua cobalah untuk menerapkan kata-kata sayang kepada anak, jangan sampai di masa depan anakpun menulis tulisan yang sama seperti ini. Tapi setuju, kadang ortu nggak bilang I love you tapi selalu berusaha agar lebaran kita bisa beli baju baru.
ReplyDelete:)
DeleteAkkkkk aku merinding nangis bacanyaaa :((
ReplyDeleteSetuju banget sih, nggak semua orang tua bisa mengkomunikasikan kasih sayangnya kaya yang di tv, justru kita sebagai anak yang punya banyak bacaan dan pengetahuan yang bisa memahami merekaaaa.
So appreciate sm tulisan ini mas :"
:)
DeleteSampe baca lagi karena emang belakangan ini lagi ada masalah sama orang tua. Hmm, baiklah. Sepertinya orang tua memang punya caranya sendiri untuk menunjukkan rasa sayangnya ke anak. Meskipun cara itu tidak disukai si anak. Keren, Di!
ReplyDelete:)
DeleteKalo ortuku banyak nasehatin dan banyak berkata jangan.
ReplyDeleteKebanyakan orang tua menunjukkan kasih sayang dan perhatian bukan lewat kata kata tapi perbuatan. 😁
Waah... saya penasaran deh danga lagu Coldplay yang ini.
ReplyDeleteSepenuhnya setuju sama postingan ini. Jadi ingat, dulu pas masih SD dan tiap dapat rangking, g ada orang tua bilang, wah anakku pinter banget. Orang tuakupun bukan tipe yg suka ngomong hal2 kayak gitu, cuman seiring waktu, sadar bahwa kasih sayang mereka itu bukan sekedar ucapan kata, tapi tindakan. Mereka itu akan melakukan apapun buat anaknya, mau mereka kelaparan, yg penting anaknya bisa makan. Mungkin I Love You g bisa mengungkapkan bagaimana cintanya mereka pada kita. Yang harus kita tahu, nama kita pasti selalu disebut dalam doa.
ReplyDeleteYa, pda dasarnya stiap orgtua mmpunyai cara masing2 untuk mmberikan prhtian dan kasih sayang kpda anaknya, biarpun mgkin trlihat cuek, ga prnah muji, atau apa. Tp itulah cara mereka :) gimana kita ngeliat dri sudut pndang yg brbeda aja, sdut pndang mreka. Jgn dri sudut pndang kita sndiri, krna kalo dri sudut pandang kita sndiri malah bkin emosi, kdang bawaannya pgn ksel mulu klo diomel2in ortu gaboleh ini-itu. Gue adalah org ke xxxxxxx yg bilang suka sama kalimat trakhirnya! Yuhuu~
ReplyDeleteBtw, irit amad itu balesin komennya cuman ":)" doang. Dibalik pmbahasan serius ini, gue malah gagal fokus dan nyengir sndiri ngliat balesan komennya. Wakakaa
Org2 ga da yg komen soal ini kan? :p
nggak mau komentar. khawatir. :(
ReplyDeletekhawatir curhat berlebih
Delete"Gue tahu kalau cara mereka berkomunikasi bukan melalui kata-kata. Tapi lewat makanan yang selalu ada di bawah tudung saji. Lewat bangun setiap pagi. Lewat tulang punggung yang semakin lama semakin keropos karena berdiri di kereta. Lewat pulang malam-malam, berhadapan dengan dapur, lalu naik ke kasur dengan wajah yang dipaksakan tersenyum."
ReplyDeleteTerharu banget baca kalimat ini. Memang benar, sayang tidak selalu ditunjukkan dengan kata "i love you"
Gua actually sedih bacanya..
ReplyDeleteGua ngerti banget kok rasanya ada di keluarga yang ga selalu mendukung..
Tapi memang bnr yang kamu bilang..
Mungkin itu cara mereka buat menjaga kita..
:D