Ayam raksasa itu lari
kocar-kacir. Berusaha kabur dari kejaran satpam ke taman, ke koridor, ke ruang
tata usaha, sampai kemudian, secara tidak sengaja masuk ke dalam ruangan gelap.
Merasa sudah aman, si ayam melepas kepalanya. Kepala aslinya terlihat kecil
dibandingkan kostum ayam putih yang ia pakai.
Ruangan seketika
menyala,
ternyata itu kelas
kuliah.
Situasi canggung. Si
dosen yang merasa mabuk karena semalam menenggak obat penenang bertanya ke
mahasiswanya. Semua bersorak dan mengiyakan keberadaan ayam random tersebut. Dan, di antara
mahasiswa itu, ada seseorang yang ia cari. Perempuan yang ia ingin tahu alamat
rumahnya. Perempuan yang mengisi pikirannya belakangan ini.
‘Ada pesanan untuk Lani,
dari Happy Chicken,’ kata si ayam kepada dosen.
Semua diam.
Si ayam joget di
depan kelas.
Situasi awkward.
Mungkin ini maksud dari
perkataan Doni sebelumnya. Mengetahui Olip, sahabatnya, tidak berani kenalan
sama gebetannya, Doni bilang bahwa cinta bisa saja datang, atau memilih, atau
pergi. Tapi satu hal yang cinta tidak bisa lakukan: menunggu. Dan inilah yang
menjadi alasan Agus nekat lari-lari keliling kampus menggunakan kostum ayam. Perasaan
yang Agus rasakan, sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
Masalahnya, Agus
punya pacar.
Adegan ini membuat
gue terpancing untuk mengikuti jalan cerita film Jomblo ini. Gue butuh jawaban
atas tiga pertanyaan: 1) Kenapa Agus melakukan ini? 2) Ke mana ini akan
berlanjut? Dan 3) Agus ke dukun mana sampe laku gitu?
Dan sebuah pertanyaan
lain: Jika cinta tidak pernah salah, kenapa ia bisa datang ketika perasaan itu
sedang diberikan kepada orang lain? Kenapa sewaktu Agus masih sama Rita, pacarnya,
perasaan itu bisa muncul ke orang lain? Suasana kamar hening. Gue menekan headphone, memasuki dunia empat sahabat
ini lebih dalam lagi. Olip yang berperang dengan diri sendiri untuk kenalan
sama Asri. Doni yang ternyata jadian sama gebetannya Olip. Bimo yang kalo mabok
ngebayangin wayang (iya ini gak penting). Serta Agus yang ada di persimpangan.
Harus memilih antara Rita atau Lani.
Satu hal yang gue
sadari adalah, Agus bertemu Lani saat hubungannya dengan Rita mulai renggang. Seperti
yang Agus katakan saat bersama Rita, bulan pertama pacaran itu indah banget. Tapi,
lama-kelamaan semua mulai berubah. Bulan berikutnya menjadi “masa adaptasi” bagi
keduanya. Bulan kedua Agus harus dorong-dorong trolley nemenin Rita belanja. Bulan ketiga tontonan bola dan tinju
favorit Agus harus diganti sama sinetron. Pokoknya, hidup Agus dipenuhi
kebiasaan perempuan. Kalau begini terus, lama-lama Agus pipisnya jongkok.
Sampai kemudian, sifat cemburuan Rita keluar. Di saat inilah sosok Lani datang.
Dan ia merasa ada yang berbeda di dalam diri Lani.
Setelah gue
pikir-pikir lagi, kayaknya sifat manusia emang gini deh. Ketika kita sedang
mengalami masa suram. Terkena macet, misalnya. Kita emosi dan ingin segera
pergi. Segera pindah ke jalanan yang sepi. Itulah sebabnya begitu jalanan di
depan perempatan lengang, kita langsung tancap gas. Bahkan biar menambah kesan
ngebut, beberapa orang nambahin sound
effect sendiri pake mulut, ‘NGEEEEENNGG!!’
Lani mungkin jalanan
di sebelah kanan yang lengang dan membuat Agus ingin segera pindah karena sudah
lama “macet-macetan” sama Rita. Masalahnya, kita tidak tahu, apakah jalanan itu
akan tetap lengang sampai ujung, atau sama dengan yang kita jalani sekarang.
Atau malah ada motor yang knalpotnya nembak-nembak ke muka.
Agus pun menjalani
keduanya.
Cerita terus
berlanjut. Agus tetap pacaran sama Rita, dan sembunyi-sembunyi sama Lani. Sampai
akhirnya Agus mengajak Lani pergi ke kafe untuk pertama kalinya. Di sini Lani
tampil cantik. Ia ingin terlihat spesial untuk Agus. Situasi ini jelas bikin
gue bilang: ‘KATANYA CEWEK KALO DANDAN BUAT DIRI SENDIRI?! HALAH NGIBUL!’
Suasana sepi. Agus
dan Lani duduk berhadapan. Backsound
mengalun pelan.
‘Saya mau putus,’
kata Agus. ‘Dan kita jangan ketemu lagi.’
‘Boleh aku tahu
kenapa?’
Agus menunduk
sebentar, kemudian menatap dalam mata Lani. Dia bilang: ‘Kayak guru matematika
aja lu!’
‘Gimana?’
‘Saya mau putus,’
Agus menarik napas panjang. ‘Soalnya sayang sama Rita. Dia juga sayang sama
saya. Saya sadar kamu tuh lebih dari dia, tapi itu bukan alasan seseorang untuk
putusin pacarnya.’
‘Kata kamu aku lebih
baik. Bukannya tiap orang mau yang terbaik?’
‘Iya. Tapi…’ Agus
diam sebentar, lalu dengan ragu menjawab, ‘Kalau semua orang terus cari yang
terbaik, suatu saat nanti juga saya bakal ninggalin kamu.’
Pernyataan Agus ini
bikin gue diam lama. Gue menekan layar, mem-pause
film yang sedang berputar. Lalu mikir sendiri. Gue juga sekarang baru aja
menjalin hubungan sama seseorang. Dan, sama kata Agus sebelumnya, masa awal
pacaran emang indah banget. Bawaannya kepikiran terus. Pengin bareng-bareng
terus. Kalo salaman sama bokapnya pengin bilang, ‘SAYA TERIMA NIKAHNYA!’ Intinya,
sama kayak yang dibilang Agus, gue bahagia banget. Lalu gue mencoba mikir lebih
jauh. Mungkin dia emang bukan cewek tercantik, atau tersemok, atau ter-ter-ter
yang lain. Tapi kalau kita selalu mencari yang lebih baik, yang lebih baru,
yang lebih terus, mau sampai kapan? Ini kan yang menjadi masalah semua orang? Kita
selalu merasa ingin memiliki lebih dari yang kita punya. Kita tidak pernah
merasa cukup. Di awal hubungan ini, gue udah bilang kalau gue mau serius sama
dia. Gue mau coba jadi orang yang terbuka. Mau cerita tentang hal-hal yang
mungkin banyak orang tidak tahu. Karena sama yang sebelumnya, gue lebih banyak
menyimpan itu sendirian. Dan itu nggak enak. Kayak ada semacam perasaan
bersalah ketika kita justru tidak bisa percaya sama orang terdekat kita. Gue
tahu ini masih sangat jauh, tapi yang pasti, gue tidak mau kembali menyimpan
perasaan bersalah itu.
Gue menyelesaikan
film Jomblo di layar ponsel, menutup aplikasi HOOQ,
dan berharap dia juga
begitu.
--
Belum lama ini gue emang
lagi demen ngulik HOOQ. Aplikasi video streaming
on demand. Gampangnya, HOOQ ini aplikasi buat nonton film dengan cara streaming. Ada beberapa hal yang bikin
gue suka sama aplikasi kayak gini. Pertama, kalau Steve Jobs di pidatonya
bilang bahwa iPod adalah perangkat yang bisa masukin 1000 lagu ke dalam
kantung, HOOQ bisa masukin 10 ribu film ke dalam kantung. Ya, sepuluh ribu.
SEPULUH RIBU COY! SINTING! KALO BELI GORENGAN DAPET LIMA! (lah terus kenapa?). Anggap
satu film berdurasi dua jam. Itu berarti 10 ribu film sama dengan 20 ribu jam.
Atau 833 hari. Atau itu berarti… beres nonton mata putih semua.
Dengan banyaknya
jumlah film, udah pasti pilihannya bervariasi. Mulai dari serial Supergirl yang
tayangnya beneran real time, The
Mentalist, sampai yang lawas kayak Friends. Film-filmnya dari You’ve Got Mail,
50 First Dates, Final Destination, sampe The Avengers. Lucunya (atau kerennya),
si HOOQ ini punya koleksi lengkap film-film Indonesia. Mulai dari AADC 2 (yang
baru ada di HOOQ doang), sampai yang jadul banget kayak Warkop juga ada. Film Jomblo
yang gue tonton barusan padahal termasuk film lama yang gue gatau harus nyari
ke mana, eh ternyata ada aja. Dua film yang tidak sengaja gue temukan dan
pengin tonton lagi adalah serial Selfie yang jadi salah satu favorit gue. Serta
Panji Manusia Milenium. Yang penting jangan gabung jadi Panji Manusia Selfie
aja.
Hal menarik lainnya
tentu karena bisa dibawa ke mana-mana, kita gak bakal mati gaya kalo pas megang
hape. Tinggal colok headset, idupin
HOOQ, lalu tinggal bilang, ‘Enyah kau society!’
Hehehe. Ini cocok banget buat pemalas kayak gue. Kalo lagi di rumah, tinggal
bangun, nyalain laptop, buka website-nya
dan tonton sampe mata keriting. Kalo lagi males banget, ya rebahan aja di
kasur, nonton di hape. Muahahah!
HOOQ ini juga bisa
jadi sumber utama kita supaya nggak mati gaya di tempat umum. Kita kan sering
banget nemuin mbak-mbak nonton drama korea di kereta gitu. Dengan HOOQ ini, gue gak mau kalah! Huahahaha! Begitu sampai stasiun, gue langsung buka HOOQ.
Turun sampe peron, buka HOOQ lagi. Pas di dalem kereta, buka HOOQ… sambil
mencet idung nahan aroma ketek penumpang lain.
Salah satu poin
penting yang ada di HOOQ adalah, filmnya bisa di-download! Jadi sebelum pergi, ya download dulu biar hemat kuota. Bisa pake internet di rumah, atau nebeng WiFi
tempat kerja, atau di rumah gebetan. Ini jelas akan menjadi poin plus di mata
gebetan. Nanti tinggal bilang, ‘Nonton yuk?’ lalu kalau dibalas, ‘Tapi kan
sekarang tanggal tua, aku nggak punya uang?’ tinggal kamu sambar, ‘YA NONTON DI
HOOQ LAH! FILMNYA ANJAY! A EN JE A YE!’
Sambil nge-HOOQ,
gebetan pun berhasil di-hook. Mantap!
Buat orangtua yang
mau ngawasin anaknya, HOOQ emang belum dilengkapi dengan “mode anak”. Tapi
bukan berarti si anak bebas nonton apa aja. Di dalamnya kamu bisa pilih
kategori film Toddler, atau Little Kids, atau Big Kids. Film-filmnya udah
disaring khusus untuk yang anak-anak.
Poin penting dari
aplikasi ini buat gue adalah, HOOQ menjawab kegelisahan gue akan tontonan
resmi. Sejujurnya, dari SMA gue suka nonton film bajakan. Seiring berjalannya
waktu, gue mulai meninggalkan kebiasaan itu dan beralih ke download film atau menonton online
dari website. Masalahnya, gue
baru tahu kalau ternyata itu sama dengan pembajakan. Secara tidak langsung, ini
dianggap ilegal alias tindak kejahatan. Sama kayak pake narkoba atau ninggalin
tidur pas lagi seru-serunya chattingan. Jahat.
Lebih parahnya,
setelah gue cari tahu lebih dalam, nonton film dengan cara seperti ini berarti
melanggar Undang-Undang Hak Cipta pasal 72 ayat 1. Hukumannya? Pidana penjara
minimal 1 bulan maksimal 7 tahun dan atau/ denda minimal 1 juta maksimal 5 MILYAR. Udah gilaaaa! Mana mau gue kena begituan. Ngebayangin gue diem doang sendirian di dalem penjara. Serem abis. Mending terpenjara cinta deh.
Gue jadi inget jaman
di mana gue demen banget nonton film bajakan. Mungkin sewaktu nonton gue masih
hepi-hepi aja. Tapi begitu ketemu temen dan ditanya, ‘Nonton di mana?’ gue
langsung kelabakan. Mau jawab jujur bajakan, tapi kok nggak enak. Mau bilang di
bioskop, tapi males ditanya yang lain-lain. Sama kayak gue dan hubungan gue di
masa lalu, gue semacam punya perasaan bersalah ketika harus diam dan nggak
cerita yang sebenarnya. Takut aja begitu ngaku, temen gue bales dengan, ‘Nonton
di bajakan? Oh… TANGKAP DIA!’ lalu temen-temen polisinya loncat dari
semak-semak, ngeluarin borgol, terus masukin gue ke penjara. Horor.
Untungnya sekarang hal itu
tidak akan terjadi. Gue malah bisa nonton di mana aja dan kapan aja.
Dengan HOOQ, gue
tidak perlu merasa bersalah lagi.
Goks. Pantes di grup nanya film mulu lo.
ReplyDeleteGue gagal fokus di gif yg kereta, tau2 ada mas2 pake peci putih nongol di depan pintu. Goks!
hahanjir.. sama.. keknya dia balik umroh deh.
Deletesalah ih,
Deleteitu baru balik setelah ikut aksi damai.
Iya itu pas banget mas-masnya menatapku penuh cinta. \:p/
DeleteEalaaah lagi review ternyata, dari awal ilustrasi uda nebak sih di itu film jomblo hahhahaha,
ReplyDeleteKlo film jadul macem di sini ada setan ama tusuk jelangkung masih ada gak ya? Susah banget mau nonton ini
Wah anak lama nih. Hahaha nggak tahuu. Gue mana berani nonton film begituan, jadi nggak pernah nyari yang horor-horor. \:p/
DeleteBaru nyobain Hooq juga gara-gara banyak blogger yang review ini. Emang koleksi film Indonesianya banyak. Mantep.
ReplyDeleteIya sampe sinetron juga ada astaga. :))
Deleteowh gitu toh mas, nanti bisa tak coba nonton pake hooq hehe...
ReplyDeleteOks! \(w)/
DeleteGue lagi bingung antara mau nyobain Hooq atau netflix. netflix kayaknya keren, deh. Tapi hooq juga keren karena ada film-film Indonesia yang pengin di tonton tapi ga sempet. Kalau dari segi harga, jelas, Hooq yang lebih murah daripada netflix. Tapi netflix ga kalah keren juga. Menurut lo, gue bakal pilih yang mana, Di? *ini soal tebak-tebakan*
ReplyDeleteYa tergantung kebutuhan aja itu maah.
DeleteSebuah pertanyaan yang mengusik sanubari sedari tadi, itu knalpot motor yang nembak-nembak ke muka krnapa bisa gitu ya?
ReplyDeleteMungkin karena terlalu cinta (?)
DeleteYaaaakkk ternyata eh ternyata perannya lari ke HOOQ yoo? Baru tau itu HOOQ bolehlah boleh pasti ntar tak coba hahaha.
ReplyDeleteBtw ini bang adi yang dulu pernah motoin juga bukan? Yang dari TH grup? Kalau bukan maaf-maaf aja yaa salah sambung berarti hehehe. Oiya salam kenal juga yaa kenalin nih biasa dipanggil mba nana, sukanya jalan-jalan ke blog orang terus ninggalin sampah komen biar disampahin balik huahahaha XD
Motoin apa? Bukan deh kayaknya. Muahahaha. \:p/
DeleteNonton pilem aja tinggal streaming ya, jaman sekarang napa ena nget sih jadi bahagia hahaha. Btw, ini lomba ya Di? Sakseuus! Juara lah ini mah hihihi ><
ReplyDeleteIya apa-apa streaming tinggal tiduran pake wifi. Muahaha. :))
Deletegue sering download film ilegal, bukan cuma dosa yg dapet yah, ternhyata tindak kriminal juga. heuh.. mulai sekarang kudu beraloih ke hooq kali neh. wedeeh..
ReplyDeleteHmmmmmmmm..
Deleteemang HOOQ jadi solutif banget nih buat pecinta film, heeee
ReplyDeletejadi banyak pilihan ...............
Yosh! \(w)/
DeleteBarangkali bisa diadakan kopdar hooqers. Ketemu. Nonton bareng di aplikasi hooq masing-masing. Gak guna anjur.
ReplyDeleteBIAR APA?
Deletekuota HOOQ numpuk terus tiap beli paketan, mau digunain ternyata harus bayar ya...
ReplyDeletepadahal banyak film2 asyik berbahasa Tagalog...
Ini maksudnya lagi sombong apa gimana ya?
Deletenjirr hobi amat nonton film bajakan :v.Kalo pake HOOQ gak perlu lagi dah.
ReplyDeleteeh btw,nama aplikasi nya unik ya "HOOQ".
Lebih unik kalo UHUK.
DeleteAduh, ini nih hal-hal yang bikin pengin protes ke provider minta turunin harga kuota. :))
ReplyDeleteEh iya, denger-denger film Jomblo mau dibuat ulang ya?
apalagi kalau hpnya blm support 4g.
Deletesedeh :'(
((minta turunin harga kuota)). Pake wifi udah paling bener deh. \:p/
Deletedownload di hooq sama kayak download di webste bajakan gitu nga sih?
ReplyDeletefilenya lebih gede atau lebih kecil?
Enggak. Miripnya kayak download musik di aplikasi streaming musik. Jadi cuman bisa disetel di HOOQ. 1 film sekitar 1GB deh.
Deletebisa di download emang dah
ReplyDeleteBisa pak, kan aplikasi. Kalo dipenjara itu pelaku kejahatan.
DeleteMalah fokus ke bapak-bapak yang muncul di pintu kereta :(
ReplyDelete