Jakarta 2016.
Akhirnya bisa juga dateng ke tempat ini. Magnet dari perputaran uang. Bisnis,
kriminalitas, dunia malam. Sumber kehidupan dari puluhan, atau ratusan, atau
jutaan kepala keluarga. Penghasil ekonomi, gejolak politik terbesar, pusat
teknologi canggih. Bentar, bentar. Ini kok kayaknya kepinteran ya buat gue?
Jakarta 2016.
Matahari pelan-pelan sembunyi ke belakang gedung pencakar langit. Orang-orang
berkemeja terbenam dari lobi kantor. Tidak ada New York hari ini.
Bentar, bentar. Terlalu
puitis.
Jakarta 2016.
MOOOOOOO!!
Nah, ini yang gue
suka. Sederhana, dan sungguh tidak bermakna.
Ini pertama kalinya
gue dateng ke Jakarta. Setiap tahun, Jakarta emang banyak butuh makhluk seksi seperti
kami. Dan tahun ini, akhirnya giliran gue. Gosip di kampung pada bilang kalau
sapi-sapi yang dibawa ke Jakarta ga pernah balik. Tapi gue udah pasrah. Hidup
dan mati hanya di tangan Tuhan… dan tukang gorok sapi.
Kesan pertama gue ketika
sampe Jakarta: biasa aja. Gue pikir orang Jakarta sekeren yang terlihat di tv. Bisa
mengubah dunia lah. Ini lah. Itu lah. Ternyata itu di tv doang. Aslinya? Masih
banyak tuh yang berak jongkok di wc duduk. Mendingan gue lah! Boker di jerami. Hehehehe.
Tapi, walaupun begitu
gue bahagia banget bisa sampe sini. Katanya, di sini, sebagian kaum kami ada
yang diperlakukan dengan istimewa. Ada yang dipijet-pijet, didengerin musik
klasik, dihidangkan dengan harga mahal. Oke, gue mulai bingung harus bangga atau menangis…
Dan karena udah
sampai sini, sebelum berakhir tempat pemotongan, gue bakal minta ke sopir buat
ngelewatin istana merdeka. Karena gue mau protes! Ya, Anda tidak boleh
komentar. Sapi juga manusia! Oke, bukan sih. Tapi tahu kan maksudnya? Makanya nyusu biar pinter!! Ya udah
lah. Intinya, gue telah mempersiapkan daftar protes dan akan gue bacakan saat
ini juga! Kami akan demo! Mooo!!
Dengarkan ini wahai
pemerintah! Selama ini kami diam! Selama ini kami hanya bergeming menunggu
momen yang tepat! Dan sekaranglah waktunya! Sekaranglah saat yang tepat untuk
bersuara! Moooo! Kami, para kaum sapi, sudah muak dijadikan bahan olok-olokan! Mungkin
kami gendut! Kami suka make tindik di idung, tapi kami tidak pernah menyakiti
kalian! Kami tidak pernah menuntut aneh-aneh kepada para pemilik kami. Ga
pernah liat kan, begitu peternak masukin rumput ke depan mulut kami, lalu kami
semua protes, “HALAH RUMPUT MULU?! SEKALI-KALI LONTONG SAYUR DONG!!” Enggak
kan?! Hah? Hah? Selama ini kami sabar menghadapi Anda semua, Bung!
Tapi tidak untuk kali
ini!
Kami tidak terima
jika kalian suka ngatain sesama manusia dengan bilang, ‘Eh, sapi lo ya!’ atau ‘Dasar
lo sapi!’ atau ‘COW SAPI!! BAPAKLO KEBO!!’ Hidiih. Enak aja bawa-bawa kebo ke
kehidupan kita. Emang kita sapi apaan…
Kami tidak terima!
Emangnya kita seburuk itu sampai dibuat bahan olokan? Gabisa apa make nama
spesies sendiri? ‘Dasar lo Dodi!’ atau ‘Eh Wijayanto lo ya!!’ Silakan ledek
spesies kalian dengan nama kalian sendiri. Anda sudah terlalu sering membuat
kami menangis..
Protes kedua kami
adalah, gunakan nama spesies kami sebagai kalimat waktu latah. Ya, itu adalah
permintaan kami. Memang terkesan agak iri, tapi itulah faktanya! Kalian,
termasuk lo, Ruben Onsu, gue ga seneng ya kalo lo latah malah tereak, “AYAM!
AYAM! AYAM!!” Hellooow, Sapi lebih keren kali dari ayam. Harganya jauh lebih
mahal, tapi kenapa lo malah inget ayam waktu dikagetin? Waktu di Sumedang, di
peternakan itu, gue denger katanya lo sering latah ayam karena takut ayam ya?
Idih, apa coba yang perlu ditakutin dari ayam? Udah mukanya jelek, kampungan,
rambutnya Mohawk semua lagi! Emangnya lo ga takut sama kami? Sini, terima
sepakan kaki belakang gue. Pokoknya, begitu nanti gue nonton tv, gue harus udah
liat lo dikagetin dan menjerit, ‘SAPI! SAPI! SAPI!’ Mudah-mudahan semua itu
terjadi sebelum gue menjadi gulai.
Permintaan ketiga
kami adalah, JANGAN SEKALI-KALI GUNAKAN KAMI SEBAGAI BAHAN PERTANYAAN ALAY!!
Sumpah ya kami ga tahan. Kenapa sih kalian, para manusia ini, ga pernah
kreatif? ‘Sapi, sapi apa yang bisa buat nulis?’ Lalu yang ngasih tebakan ketawa
ngikik sambil bilang, ‘Sapidol!!’
SUMPAH ITU GA ADA
LUCU-LUCUNYA!!
Dengan ini kami
menyatakan protes! Pokoknya, mulai disebarkannya protes ini, setiap kali
mendapat tebak-tebakan norak kayak gitu, kalian harus pada jawab, ‘GA ADA SAPI
YANG DIPAKE BUAT NULIS!! NULIS MAKE PULPEN FASTERR?!!!’
Oh ya, gue baru
inget. Ada satu lagi tebak-tebakan kampungan: ‘Sapi sapi apa yang bisa nempel
di dinding?’ Dan jawabannya ‘Sapiderman.’
WHO THE HELL IS
SAPIDERMAN??? (Maaf, kalo lagi ngamuk gini gue suka tiba-tiba jago bahasa inggris).
Tolong jangan catut nama kami untuk kesenangan kalian semata. Sapiderman? Maksudnya
gabungan sapi dan spiderman? Kalo spiderman bisa ngeluarin jaring dari tangan,
terus Sapiderman bisa ngeluarin jaring dari mana? Payudara? Hah? Mikir dong!
Minum susu makanya biar pinter!!
Oke, truknya udah
mulai melambat. Kecepatannnya sama kayak otak pejabat di negeri ini. Kayaknya
udah mau sampe deh. Dan itu berarti tidak berapa lama lagi gue bakal tewas. Ini
jihad teman-teman sapi! Jangan takut! Yang perlu kita takutkan adalah kita ga bakal
tahu Ruben Onsu masih kaget ‘AYAM! AYAM! AYAM!’ atau enggak. Tapi jangan
khawatir, mudah-mudahan teman-teman sepersapian kita di kampung pada mencari
tahu.
Berhubung waktu sudah
semakin singkat, gue mau lo semua, manusia, tatap mata sapi dalam-dalam.
Lihatlah bola mata kami. Pandang dengan jeli. Udah? Oke, emang suka ada
beleknya dikit, tapi bukan itu poin gue. Perhatikan warna mata kami! Apa? Item kan?
TERUS KENAPA TELOR
CEPLOK YANG KUNING ITU DIBILANG TELOR MATA SAPI?!
Dari mana kalian bisa
ngarang gitu. Tolong lah. Di luar negeri aja nggak ada yang namanya Cow’s
eyeball egg. Tidak ada!
Kalo yang kuning ini
nih:
Atau ini:
Duh, truk sudah
berhenti. Untung di depan masih macet. Kayaknya tinggal satu belokan dan nyawa
kami, para sapi yang tidak pernah kalian hargai ini, akan berakhir. Tapi, di sini,
di atas truk yang bertuliskan ‘Kutunggu Jandamu’ ini, gue ingin memberikan
sebuah rahasia. Kalian mungkin tidak percaya ini, tapi kami mendapatkan fakta
ini dari sumbernya langsung. Siapa? Kami, para sapi sendiri.
Faktanya tersebut adalah:
Lima permen milkita tidak sama dengan segelas susu. Kalo pake gelas extra joss.
Kami harap setelah
mengetahui fakta ini kalian tidak lagi tertipu. Mudah-mudahan semua protes kami
didengar. Kalau tidak, rasakan harga kami yang semakin mahal! Dan begitu
lebaran nanti… Eh, lebaran… Itu beda ya sama Idul Adha? Yang ajang penggorokan
kaum kami? BERARTI GUE MASIH SELAMET!! TERIMA KASIH TUHAN!!! JIHAD KAMI TIDAK SIA-SIA!! MOOOO?!!
Dari Sapi,
untuk Jakarta.
ps: postingan ini dibuat atas tantangan gambar di line keriba-keribo. Jadi, gue minta temen-temen untuk mengirimkan gambar dan gue bikin ceritanya. Makasih Gending Serani buat gambar sapinya! \(w)/
pps: Foto sisanya diambil dari google.
pps: Foto sisanya diambil dari google.
Serius ngakak bacanya... Membayangkan sapi lagi demo di depan Istana Merdeka lalu diliput keluar di tivi, haha. Salam kenal Mas, anw postingannya baguuus.
ReplyDeletegambar sapinya kegedean tuh, Di.
ReplyDeleteanjir semua jokes kodian soal sapi keluar. sedih gue bacanya :(
Ku gorok kau...
ReplyDeleteHaha ternyata tulisannya tentang sapi, baguss di..
ReplyDeleteTapi alangkah baiknya jika kata sebutan "gue" diganti jadi "saya/aku" sekalian. Biar kesan asli dari daerahnya dapet, kalau memakai "gue" itu orang cenderung merujuk ke arah jakarta
wedewww kerenn bang! Nanti gue kirim foto ternak-ternak lain deh biar jakarta penuh #lah
ReplyDeleteKok gue beneran iba ya sama sapi? Kasihan...
ReplyDeleteOiya buat Adi. Wijayanto lo ya! Menjiwai banget sebagai sapi.
okehlah tulisanya
ReplyDeleteKalo dilihat dari sisi pikiran yang tau tentang peternakan ada kata yg kurang pas sih wkwk. Tapi secara keseluruhan saya menikmati bacanya, menjiwai banget peran sapinya haha. Teruskan! Dukung selalu kehidupan Sapi!=))
ReplyDeleteWah seru seru.
ReplyDeleteKarakter sapinya oke. Hahahaha.
Tapi, itu sapi tau dari mana manusia boker di wc duduk dengan cara jongkok.
Gue salah satu spesies manusia yang begitu. Curiga. Itu sapi apa pernah ngintip gue lagi boker, ya?
Gue kira lu beneran baru pertama kali ke Jakarta. Hampir nggak percaya. Eh, ternyata...
ReplyDeleteNgebayangin sapi marah-marah terus ngomong begitu ngeri juga ya.
ITu apaan cobak, ada si Dijah yang pake gayung. Ampung deh... XD
ReplyDeleteNgeri juga ya Di, kalo ada Sapi demo begitu. Marah2 gak jelas. Jadi kelanjutan Film Civil SAPI WAR XD
Yaarabb sapi berorasi kalo kayak gitu, di Istana Merdeka itu tuh... Jadi trending topik x))
ReplyDeleteEdan lah edan.
Eh bentar. Gelas extra joss? Yang gimana sih? :(
Bhahahhaaaa gilaa asli. Gue ngakak baaangg.
ReplyDelete'Emang kami sapi apaan... ''
Geli hahahaaa
Save sapi
ReplyDeleteSapi adalah penunjang kehidupan
Sapi itu ipas..
Kok bisa sih bikin yang begini. Alig!
NGAKAAAAK!
ReplyDeleteTapi sedih jg. Sapiiiiiii :((
kok pas ya sama berita sapi - sapi yang beredar sekarang di tipii.. :D
ReplyDelete