Gue selalu heran sama
orang yang punya “kekuatan” sama kata-kata. Apalagi para penyair yang kalo
bikin puisi entah dari mana bisa “menemukan” kata kayak gitu. Berima, dan
kayaknya sastra banget. Kayak misalnya “engkaulah jemari bulan yang merayap
blablabla…” Sementara gue gak pernah bisa bikin tulisan kayak gitu. Sekalinya
bikin, bukannya keren, jatohnya malah kampungan.
Anehnya, di
waktu-waktu tertentu, gue suka tiba-tiba pengin ngebuat puisi. Kayak ada
perasaan aneh yang mendorong gue dan bilang ‘Udah, norak aja gapapa.’ Entah itu
cuman buat dibaca sendirian berulang-ulang. Atau malah ngerasa pengin pamer dan
nunjukin ke satu dunia kalau gue lagi mengalami sesuatu. Entah itu perasaan baru
dicampakkan. Atau lagi kangen. Or like,
how I feel right now:
LSP1
Katanya, jatuh cinta adalah bagaimana dua
orang
berjalan bersama-sama.
Kalau begitu, mari kita ke pantai.
Dan karena kamu takut air,
kita hanya akan berjalan menyusuri pasir.
Mendengar ombak sambil menyanyi kecil.
Atau membuat api unggun.
Membakar ikan dan kepiting
setelah lelah menunjuk matahari yang baru
turun.
Atau kalau tidak mau jauh-jauh,
kita hanya akan membuat kemah di halaman
rumah.
Kamu menyiapkan makanan, aku yang merakit
tenda.
Kalau kamu takut ketinggian, kita tidak usah
susah-susah mendaki gunung atau tebing.
Cukup main ke Dufan dan berteriak sampai
serak.
Atau kalau masih takut juga,
Kita tinggal pergi ke parkiran mal paling
atas.
Menyaksikan kendaraan yang bergerak.
Dan tolong biarkan rambutmu tertiup angin.
Karena aku suka caramu membenarkan rambut
yang berantakan itu.
Atau kita cukup duduk saja?
Membiarkan waktu menyaksikan dua orang yang
sedang jatuh cinta?
--
LSP2
Pinjami aku bibirmu.
Supaya bisikanmu dapat membangunkanku setiap pagi.
Supaya bisikanmu dapat membangunkanku setiap pagi.
Pinjami
aku rambutmu.
Supaya aku bisa bebas
mencukur kumisku setiap minggu
dan menarik ujung-ujung rambutmu ke atas mulutku.
Supaya aku bisa bebas
mencukur kumisku setiap minggu
dan menarik ujung-ujung rambutmu ke atas mulutku.
Pinjami
aku kameramu.
Supaya setelahnya kita akan tersenyum
di bawah lampu jalan.
Lalu memotret tanpa perlu pusing memilih filter.
Karena tidak ada yang perlu dibohongi lagi.
Supaya setelahnya kita akan tersenyum
di bawah lampu jalan.
Lalu memotret tanpa perlu pusing memilih filter.
Karena tidak ada yang perlu dibohongi lagi.
Biarkan
aku meminjamkanmu langkahku.
Dan kamu, silakan loncat ke punggung.
Mari kita menyusuri trotoar. Sesekali kamu mencekik leherku tidak sengaja. Sampai aku hampir terjengkang.
Rasanya seperti melihat orang lain membuatmu tertawa.
Dan kamu, silakan loncat ke punggung.
Mari kita menyusuri trotoar. Sesekali kamu mencekik leherku tidak sengaja. Sampai aku hampir terjengkang.
Rasanya seperti melihat orang lain membuatmu tertawa.
Pinjami aku malam.
Supaya aku bisa berjoget di depan lemari baju
dan menjemput kamu malam mingguan.
Supaya aku bisa berjoget di depan lemari baju
dan menjemput kamu malam mingguan.
--
Maafkan aku teman-teman
kalo postingan ini terasa nyampah. Tapi gue lagi mau norak. Bodo amat.
Hehehehe.
Kalimatnya sederhana bang. Kereeenn
ReplyDeleteSuka dengan kalimat ini,
''Atau kita cukup duduk saja?
Membiarkan waktu menyaksikan dua orang yang sedang jatuh cinta? ''
*bayangin bg Adi joget depan lemari baju*
Woaa aku juga suka kalimat itu.. ,:D
Delete:)
DeleteAtau kita cukup duduk saja?
ReplyDeleteMembiarkan waktu menyaksikan dua orang yang sedang jatuh cinta?
sama kaya wulan, aku gak kuath baca bagian inih.
:)
DeleteBikin gimana gitu kalimat yang ini:
ReplyDelete"Dan tolong biarkan rambutmu tertiup angin.
Karena aku suka caramu membenarkan rambut yang berantakan itu."
Btw, keren banget bang. :D
:)
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletePinjami aku bibirmu
ReplyDeleteBang saya cowokloh bang
Tobat bang tobat
Ciye asyik banget ini orang lagi jatuh cinta. Nggak tau apa saya baru ditinggal mantan nikah.
ReplyDelete:))
Deletewuuiihh puitis banget, biasanya kalau lagi puitis gini lagi jatuh cinta. Suka banget bagian ini
ReplyDelete"Supaya setelahnya kita akan tersenyum di bawah lampu jalan. Lalu memotret tanpa perlu pusing memilih filter. Karena tidak ada yang perlu dibohongi lagi."
:)
DeleteKeren laaaa keren! Gue suka yang pertama.
ReplyDelete:)
DeleteEnggak ada puisi yang norak. Keren kok.Tapi LSP itu apaan ya?
ReplyDeleteApa hayo? :))
DeleteYa Allah, bagus banget. Maha Romantis sekali Senpai Adi. Kalo lagi jatuh cinta emang biasanya jadi norak abis. Hahaha
ReplyDelete:)
Deletehihihi, aku juga sama ga prnh bisa bikin puisi mas.. ;D.. kamu mah masih mending, walo mnrutmu itu norak, tapi oke juga kok... cuma mungkin rada gombal kalo buat cewe2 anti pujian :D..
ReplyDeleteaku kalo udh nyoba bikin puisi ato kata2 berima apalah itu, pasti stuck deh.. mw dipaksain juga ga bisa... drpd hasilnya makin bikin muntah utk dibaca, ga prnh nyoba lagi deh bikin puisi ;p..
:)
DeleteGue juga suka mikir gitu tiap baca tulisan lo bang. Kereeen. Hahahaha. Eh ini tuliaan saiditsad mampir nih?
ReplyDelete:)
DeleteHaha... emang klo.Lagi jatuh cinta itu norak bang. Gpp bang, keren!!
ReplyDeleteApalagi pas kata pinjami aku bibir. Gue bacanya geli2 basah gimana gitu.. sambil mikir. Gue cowok bang!!!!! Haha
:)
DeleteWah, udah ada kotak komentarnya lagi yaa?
ReplyDeleteLama nggak kesini, real life sibuk hahaha....
atau kita hanya duduk saja?
berdiam diri sambal larut melihat nuansa bahagia atau malah bercengkerama dalam suka dan duka?
tsadessssssttt
:)
Delete"Atau kita cukup duduk saja?
ReplyDeleteMembiarkan waktu menyaksikan dua orang yang sedang jatuh cinta?" Gila ini kata-kata keren banget.
Gue malah selalu heran lo kalau buat puisi bagus-bagus, Di. Apalagi yang di saiditsad. Kata-katanya berat-berat buat gue.. But, very nice! Serius.
:)
DeleteKalo orang lagi jatuh cinta, pemilihan katapun cukup berirama.. Kata2 yg Keluar bakalan beda rasanya.. Kayak rwmbut yg tertiup angin itu, walau berantakan, tapi tetap Di inginkan.
ReplyDeleteKeren!
:)
Deletekata-katanya pas buat yang sedang jatuh cinta
ReplyDelete:)
DeleteKeren, Di. Gue juga baru mau belajar bikin puisi tapi kalimat-kalimat yang uge hasilkan terkesan norak. Mau mencoba untuk 'bodo amat', tapi ada ketakutan-ketakutan tersendiri yang menghampiri. Hohoho.
ReplyDelete:)
DeleteAtau kita cukup duduk saja?
ReplyDeleteMembiarkan waktu menyaksikan dua orang yang sedang jatuh cinta? *Haseek.
Kata-katanya keren! Kadang jadi iri tiap baca puisi orang yang tiap deretan kata dan lariknya bagus baget. Ck :3
:)
DeletePinjami aku rambutmu, biar aku.. emmmm.....
ReplyDeleteKalimat kalimatnya sederhana tapi terdengar lucu.. Hahaha
:)
DeletePuisinya so sweeeeet. Suka. Suka yang "Dan tolong biarkan rambutmu tertiup angin.
ReplyDeleteKarena aku suka caramu membenarkan rambut yang berantakan itu."
Cewek suka melting kalau soal rambut sih menurutku. Apalagi kalau sampe dibelai.
Perasaanku aja apa enggak ya, kayaknya kamu kalau bikin puisi, selalu ada yang soal rambutnya gitu. Kayaknya suka banget ngebelai rambut cewek :'D
:)
Delete"Atau kalau masih takut juga,
ReplyDeleteKita tinggal pergi ke parkiran mal paling atas.
Menyaksikan kendaraan yang bergerak.
Dan tolong biarkan rambutmu tertiup angin.
Karena aku suka caramu membenarkan rambut yang berantakan itu."
nice bang :D
:)
DeleteApalah-apalah sekali puisinya, sangat bersyairlah.
ReplyDeleteTerus kenapa cukur kumisss? biar bisa mainin rambut diatas bibir? Biar geli-geli manja gitu? wkwkwk keren lahhh
:))
DeleteGak norak koooook Di. Baguuuus!
ReplyDelete:)
DeleteAsik kata-katanya. Jujur banget. Hahaha. Gue juga kadang merasa senorak apa yang lo rasain kalo bikin puisi dan gak berani menuliskannya.
ReplyDelete:)
DeletePinjam aku bibirmu.. leh uga.. Settdaah! :D
ReplyDeletePinjami aku rambutmu... buat di jadiin kemonceng! wkwkwkw..
tuh kan ingat mantan -_- suka nyium bau rambut habis kramas. Uh
:)
DeleteKalo nggak salah, gue udah baca ini di Tumblr. Mantaplah, Di! Puisi mah keindahan kata-kata, nggak ada kayaknya yang norak. CMIIW. :))
ReplyDelete:)
DeleteBagus nih di, dari dua diatas gua suka yang ke 2.
ReplyDeleteKalau "dan menjemput kamu malam mingguan" menurut gue lebih enak "dan menjemput kamu dimalam minggu" gitu aja. hehe
:)
Deletekeren
ReplyDelete:)
DeletePujangga juga manusia cuy yang bisa galau. Puisi jadi sarana curhat terselubung, biar galaunya elegan haha 😎
ReplyDeleteKalimat, "Pinjami aku bibirmu" buat gue jadi serem..........
ReplyDeleteASLI!