Konon, menulis
adalah seni yang dapat dipelajari dan diasah, sama seperti menjahit. Dan, sama
seperti menjahit, menulis membutuhkan ketekunan dan kedisplinan. Biasanya,
penulis hebat akan berlatih menulis dengan disiplin setiap harinya. Mereka
menulis apa saja. Dan (bagi para jagoan) di mana saja.
Seringkali
orang-orang kebingungan dengan ide. Gue
mau nulis tapi pas di depan komputer ngga tahu mau nulis apa.
Jawaban gue ada dua:
Satu. Ngga tahu. Sejujurnya, kalau untuk postingan di blog, isinya
adalah cerita keseharian dan apapun yang lagi gue rasakan. Yang gue pengin
tumpahin. Jadi, kalo hidup gue datar-datar aja, atau gue ngga ngerasa
kenapa-kenapa, gue biasanya ngga posting.
Dua. Gampang. Gue, walaupun ngga nulis postingan,
tapi seringkali tetap belajar nulis. (meski sampe sekarang tulisannya gini-gini
aja). Karena menulis itu mirip menjahit, kalau lama ngga dilakukan, keahlian
kita bakal menyusut.
Perihal latihan
menulis, gue tidak melulu menulis
komedi. Seperti yang gue bilang di awal, yang penting nulis. Yang penting
berlatih.
Kalau lagi ngga ada
ide, latihan menulis termudah yaitu dengan memilih beberapa kata acak. Kemudian
menjadikannya sebuah tulisan. Seperti beberapa hari yang lalu, sewaktu duduk
menulis di kedai kopi, di depan gue ada bule. Langsung aja gue masukkan ‘bule’ ke
dalam kotak daftar kata yang harus ada di tulisan gue. Pas lagi menggenggam
gelas, di telapak tangan gue menempel air bekas embun dari gelas. Gue masukkan
juga kata ‘embun’ ke dalam tulisan. Pas nengok samping, kasirnya cantik,
rambutnya sebahu. Gue pun memasukkan frasa 'rambut sebahu' ke dalam tulisan. Jadi,
sekarang gue harus menulis dengan tiga buah frasa: bule, embun, rambut sebahu.
Tinggal tulis deh. Kata-kata tersebut bisa juga diambil secara acak, seperti
postingan Alit yang ini.
Nah, siang tadi, gue
kedapatan menulis dengan tiga frasa: badan panas, kucing hitam, dan wewe
gombel. Ini dia hasilnya:
…
Mulanya, biar kau
kuberi tahu satu hal: aku tak pandai bercerita. Ini mungkin cerita bohong atau
benar tapi aku mendengarnya dari orang-orang sekitarku. Katanya, Iwak sedang
memanaskan motornya di garasi. Ia menarik-narik tuas motornya seperti berusaha menghilangkan
kurap pada badan orang miskin; susahnya setengah mampus. Iwak terbatuk-batuk.
Kurasa, tiga setengah jam lagi ia akan memuntahkan racun-racun dari tubuhnya.
Pada pukul sembilan motornya berhasil menyala. Iwak bahagia meski masih
terbatuk-batuk.
Selasa itu, Bogor,
hampir seperti biasanya, mengalami kemacetan yang parah. Jalanan bangsat itu
membuatnya harus meliuk-liukan motornya melewati kendaraan yang berbaris-baris.
Bisa mobil bisa becak bisa sepeda bisa juga tukang sayur. Ia seperti ular yang lambat
sebab perutnya dipenuhi tikus-tikus yang kotor. Hari itu badan Iwak tidak
sehat. Pernapasannya buruk. Sekali waktu ia terbatuk ketika asap knalpot
menyemprot wajahnya. Pun sewaktu mendengar nyaring klakson yang tiba-tiba.
Batuknya keras. Mungkin mirip orang yang ingin membuang seluruh riak di
mulutnya terkadang seperti terlihat orang yang akan mengeluarkan seluruh
ususnya lewat lubang mulut terkadang seperti ingin membuang dosa dari perutnya.
Kau tahu, di desa
sini, orang-orang kuno masih populer. Anak gadis masih dilarang duduk di depan
pintu dan kau tetap dilarang menggunting kukumu di malam hari. Dan itu pula
yang menghantui Iwak.
Selasa sore, Iwak
masih mencium harum shampo pacarnya yang baru saja ia antar pulang. Sebagaimana
orang yang baru belajar mencintai, ia membayangkan sesosok perempuan dengan
rambut sebahu dengan bando merah jambon, merangkul dirinya sambil memasukkan
kedua tangannya di saku jaket Iwak.
Ketika melewati
pasar, indera penciumannya menerima rangsangan jahanam. Baunya aneh, seperti
kunyit yang dilumuri bensin dan disemprot pewangi ruangan. Dari samping, arah
pasar itu, iwak mencium busuk dan ingin muntah sedangkan dari jok belakang
terasa harum rambut pacarnya.
Seketika ia ingin
muntah. Mengeluarkan dosa-dosa dari perutnya.
Di depannya,
tiba-tiba saja, muncul sesosok hantu perempuan yang matanya berwarna putih.
Kulitnya pucat dan berbaju kain hitam-hitam. Dadanya bagus. Bundar dan padat. Beberapa
jenak dan dada hantu tersebut berlipat ganda. ke bawah, ke arah perutnya.
Dadanya menjadi empat. Lalu membelah lagi menjadi enam.
Si hantu kemudian
menjatuhkan kedua tangannya ke bawah, seperti orang bermain kuda-kudaan.
Ukurannya mengecil dan Iwak mengucek matanya karena si hantu kini telah berubah
menjadi kucing hitam.
Iwak panik dan tidak
mampu mengendalikan motornya. Ia terjatuh dengan motor menyeret aspal. Badannya
terasa panas dan beberapa menit arwahnya langsung meloncat ke langit.
Orang-orang mengerubungi.
Memandangi dengan iba dan menguburnya di belakang pasar yang dipenuhi bau amis
ikan dagangan.
Entah mengapa, setiap
malam selasa, kata orang-orang, dari liang kuburnya sering muncul bau harum.
‘Ini pasti kutukan!’
kata salah seorang yang kumisnya mengitari mulut.
‘Tidak. Pasti ada
wewe gombel yang menjaganya,’ kata orang lain. ‘Ia penunggu pohon di belakang
kuburannya.’
‘Ya,’ sahut perempuan
lain. ‘Orang yang menabrak kucing hitam akan mati dalam pelukan wewe gombel.’
‘Kita harus kasih
ikan. Kucing suka makan ikan.’
Begitulah. Orang-orang
kuno itu kini menaruh sepasang bangkai lele di atas kuburanku. Nama asliku
Lintang, namun orang lebih mengenalku dengan sebutan Iwak.
Inilah sejarahku. Aku
tidak sepenuhnya percaya pada orang di pasar tapi begitulah yang kudengar.
Katanya lagi, kuburanku sudah tidak menguarkan bau harum. Sekarang berganti
amis.
…
Daaaan karena gue
udah, sekarang waktunya tantangaaaaaaan!
Kapan lagi gue
menantang teman-teman pembaca. Huehehe. *ketawa jahat*
Jadi, gue menantang
teman-teman untuk membuat tulisan dengan tiga frasa yang tadi: badan panas,
kucing hitam, dan wewe gombel. Genre-nya bebas, panjang pendek juga bebas.
Tadi siang gue juga sudah
memposting ini di note fesbuk dan ternyata sudah ada beberapa orang yang ikutan
main.
Ini hasil mereka:
Daripada ngga ada
ide terus ngga nulis, mendingan ikut tantangan ini kan? Hohoho.
Untuk kalian yang
udah nulis ceritanya, link-nya bisa ditaruh di kolom komentar, nanti tulisannya
bakal gue pajang di sini. Sebenarnya masih ada beberapa tips sotoy yang pengin
gue kasih tahu lagi, tapi nanti aja deh. Hehehe.
Baiklah. Tiga, dua,
satu. Tantangan dimulai.
Yosh.
gua juga baru baca perihal tiga frasa ini kemarin di blognya bang alitt. hmm, ngumpulin tenaga dulu deh buat ikutan tantangan. haha
ReplyDeleteyang punya ashima bagus
Ooooh hahaha iya gue juga inget nih!
DeleteBagus nih. Gue juga waktu baca tulisan alit yang itu cuma bisa bilang "simple banget idenya"
ReplyDeleteCeritanya bagus, sayangnya kuburannya gak bau harum lagi, tapi malah jadi bau amis, gegara selalu ditelakin lele di atas kuburannya.
Oh, iya cuma mau ngadih tahu, Iwak kalo di daerah gue artinya Ikan. Iya, ini emang info yang gak penting banget
Haduh... Pengen Banget ikut .. Pengen banget..... -.-
ReplyDeletewaaah.. langsung dipraktekin dari caranya Alitt... gaul.
ReplyDeletekalau udah bisa bikin tiga frasa jadi sebuah cerita kayaknya masalah gak ada ide, bakalan bisa diatasi..
ceritanya agak2 horor, udah meninggal masih aja dituduh2, sampai akhirnya kuburannya dikasih bangkai ikan... ada2 aja :D
Gue juga nulis gini ah :D
ReplyDeleteTapi kapan ya? akakaka xD
Gue juga sempet baca nih di bukunya A.S Laksana tentang strategi tiga kata kalo gak salah.
ReplyDeletebikin bro babi, kecepirit, tronton :D
ReplyDeleteJujur saja saya pun masih belajar dalam menulis, ketika membaca postingan di blog sebelah ko per kalimatnya mudah di mengerti oleh pembaca,,, saya ingin seperti itu dan terus belajar agar bisa membuat tulisan yang mudah di mengerti oleh pembaca
ReplyDeleteHahaha, gue udah ikut berpastipasi nih dalam tantangan elu. :p
ReplyDeleteYosh.
DeleteWuih, keren juga nih.
ReplyDeleteBentar deh lagi nyoba nyoba biar bisa ikut tantangannya :v
Yosh,
DeleteLumayan juga namanya nampang di sini. Jadi ada beberapa yang nyasar ke Harian Iseng. Hahahaha.
ReplyDeleteTuh, Ma! Liat komennya Arman! Liatt! Kemaren ngeledek gue kan yang di postingan sebelumnya. Rasakan pembalasanku.
Deleteokeh... gue ikutan.... #brb ngetik cerita...
ReplyDeleteYosh.
DeleteMayan asik juga nulis kayak gini, bikin otak mikir secara liar.
ReplyDeletegue baru sempet bikin nih. banyak tugas, coi. nih ya http://febridwicahya.wordpress.com/2014/04/26/manusia-tampan/
ReplyDelete