Pada jumat kemarin,
jurusan di kampus gue mengadakan family
gathering di puncak. Kita disuruh kumpul jam satu siang dan nantinya naik angkot bareng dari kampus. Sebenarnya, gue agak ragu bisa ikut
atau tidak (kemaran masih banyak kerjaan di kampus) hingga Yudha, teman gue yang
maha baik itu bersabda,
‘Udahlaah, kita nyusul aja naik motor.’
‘Ayo deh. Di mana
sih tempatnya?’
‘Ngga tahu. Hehehe.’
'...'
Kita pun memutuskan untuk
nyamperin anak-anak dulu dan bertanya tentang lokasi family gathering. Sebelumnya, gue memutuskan untuk menancapkan
benda tumpul ke wajah Yudha.
Kita berangkat dari
kosan sekitar jam 03.30 dan di perjalanan, kita sempat membayang-bayangkan
seperti apa nanti acaranya. Yudha sempat mengatakan bahwa acara ini dibuat oleh
para dosen sehingga isi acaranya ngga jauh-jauh dari perkenalan, karaokean,
kemudian lanjut bebas.
‘Wih, asyik banget
berarti kalo banyak bebasnya ya!’ seru gue.
‘Iya, Di. Nanti gue
mau berenang ah yang banyak.’
‘Berenang? Di puncak? Dingin-dingin gitu?’ tanya gue, heran.
‘Yaa..nggapapa,’
kata Yudha, ‘mumpung banyak ceweknya..’
Dan itulah Yudha, si
bocah yang jago berenang.. terlebih kalo bareng cewek-cewek.
Jam 05.30 kita
sampai di lokasi, disambut dosen pembimbing skripsi Yudha yang kala itu
membimbing kita menuju liang kubur kamar. Setelah menaruh tas dan barang
lainnya, kita langsung berkeliling.
Yuhuuuu keren banget
tempatnya!
Ada dua rumah yang
didominasi oleh kayu-kayu sehingga terkesan hangat. Di depan rumah yang gue tempati
ada lapangan futsal, di depannya lagi ada kolam renang yang cukup luas, di
pojokan ada Yudha lagi jongkok di semak-semak. Pokoknya banyak dan luas dan
keren bangeet. Di belakang villa bahkan ada kebun teh yang gue langsung berasa
ada di ftv-ftv. Bawaannya pengin nabrakin diri ke cewek-cewek seksi biar
langsung jadian. Hehe.
Malamnya kita
dikumpulkan untuk perkenalan, kemudian lanjut games dan karaokean. Persis
seperti yang Yudha ramalkan. Games-nya lucu abis. Jadi, kita diputerin lagu dan
disuruh joget-joget, lalu secara tiba-tiba, si MC mematikan musik dan
menyebutkan sebuah angka. Dan anak-anak harus berkumpul sesuai dengan jumlah
angka yang disebutkan.
Awalnya permainan
ini berjalan biasa saja. Anak-anak joget dengan malu-malu. Kemudian si MC
menyebutkan angka. Baru anak-anak lari heboh. Sampai pada suatu waktu, saat
nafsu anak-anak kian menggelora, mendadak terdengar suara mistis dari speaker, ‘
Tutupen botolmu.. tutupen oplosanmu..’ Para mahasiswa pun serentak berbaris, lalu
joget-joget dengan buas.
Gue syok, langsung
lari ke depan barisan dan seketika meronta, ‘ASTAGHFIRULLAH! INI LAGU APAAN SEEH!’ Beberapa saat kemudian, gue masuk
barisan, ikut goyang.
Setelahnya kita
lanjut karaoke. Lagu yang paling bikin gue pengin ngeluarin darah dari kuping
adalah lagu yang dinyanyikan oleh Ratih.
‘Biasanya tak pakai
minyak wangi.. Biasanya tak suka begitu..’
Gue melihat
sekeliling, anak-anak yang sedang ngumpul duduk di pinggir tembok ikut
bernyanyi. Gue melirik ke tv, melihat video klip. Di sana terpampang seorang
wanita kurus berbaju merah mencolok mata, joget sambil menggeliat-geliat kayak laba-laba kena stroke.
Gue yang ngga ngerti
sama lagu aneh itu bertanya ke Yudha.
‘Itu Ayu Ting Ting,
Di. Judul lagunya Minyak Wangi. Lagi nge-hits, lho.’
‘Ayu Ting Ting? Kok jogetannya
kayak orang diestrum gitu?’
Yudha pun tidak menjawab,
larut dalam alunan lagu.
Malam itu, otak gue resmi
dirusak oleh tindak kriminal teman-teman.
Barusan gue mencoba
nyari lagu itu di Youtube. Bagi yang penasaran, ini dia. Silakan saksikan
sendiri (jangan lupa sebelumnya baca bismillah):
Sabtu paginya, acara
bebas. Gue menepuk-nepuk Yudha pertanda bangga karena ramalannya benar. Gue dan
beberapa teman memilih untuk jalan-jalan di kebun teh. Gile, asik banget.
Udaranya masih sejuk. Rasanya segaaar sekali. Di kebun teh tersebut, gue menemukan
banyak tanaman teh (ya iyalah). Ada ibu-ibu yang lagi menanam. Ada juga orang
naik kuda ngiter-ngiter di sekitaran kita.
‘Di, tempat
penyewaan kuda kayaknya di sana deh,’ kata Tari, menunjuk sebuah tempat.
Kita bergegas pergi
ke sana, lalu menemui si Abang-abang tukang penyewaan kuda.
‘Kalo nyewa kuda,
berapaan, Bang?’
’35 ribu, Dek. Mau?’
Hmm.. kita
manggut-manggut. Murah juga 35 ribu untuk muter-muter pake kuda keren gitu.
Kita menengok ke kanan. Ada seorang perempuan lagi naik kuda serta dua kuda
mengikuti di belakangnya. ‘Hmm.. Tuhkan keren,’ gumam gue. Dan tiba-tiba. Kuda yang
dinaikin si Mba-mba tersebut. Ngamuk. Osyit. Si Mba tidak sanggup mengontrol si kuda.
Dia jatuh dan terinjak-injak kuda di belakangnya. Kita semua melongo. Horor.
Siang harinya kita
pulang. Anak-anak naik angkot sementara gue dan Yudha naik motor boncengan.
Perjalanan pulang kita dihiasi ngobrol-ngobrol kecil di motor. Dan gue, baru
sadar, bahwa ngobrol di motor itu sangatlah sulit. Suara orang yang di
depan biasanya akan kebawa angin sehingga tidak terdengar sampe belakang. Jadi,
supaya tidak salah kaprah, gue hanya membalas perkataan Yudha yang tidak kedengeran itu dengan jawaban paling aman di dunia. Kira-kira dialog gue dan
Yudha adalah seperti ini:
Yudha:
^%&&$!!!
Gue: Iya.
Yudha: #$@@?? %%##$!!
Gue: Ho oh.
Yudha: AUJKHEEK!!
Gue: Oke, sip.
percakapan di motor itu abstrak :D
ReplyDeleteEh, itu yang perempuan naik kuda beneran keinjek-injek apa cuma pencitraan aja? Duh kok serem banget sih ah. Padahal aku belum pernah naik kuda poni, kan jadi takut duluan.
ReplyDeleteHahaha iya aku juga sering cuma asal ngerespon gegara ngga denger yang depan lagi ngomongin apa :p
Iya benaran. Gue juga panik. Hampir jerit. Untung macho.
DeleteHarganya sih murah. Cuma 35 ribu. Tapi, nyawa bisa ilang, dengan harga segitu. :|
ReplyDeleteHahaha sebenernya ngapa-ngapain pun ada resikonya. :))
DeleteHahaha. Ternyata si Yudha jago ngeramal juga :D
ReplyDeleteGila, abis syok langsung ikutan joget haha
ReplyDeleteNgobrol di motor itu emang susah dimengerti. Gue sering tuh, dia ngobrol kemana, gue ngobrol kemana. Obrolannya nggak nyambung tapi tetep dilanjutin XD
Tuhkan!
DeleteHmm, bayar 35 ribu buat di injek kuda? Anjrit banget, haha...
ReplyDeleteHahaha, bangke.
ReplyDeleteSetiap lo berdialog sama yudha gapernah benar, ya. :))
Dan itu kenapa video ayu ting-ting di upload? kan gue jadi pengin lihat.
hahaha...bener..bener ngobrol diatas motor itu ga relevan..utk menghargai palingan cuma jawab.."iya..iya.." "oh" "diih ko gitu"
ReplyDeletepadahal sch kaga jelas ngomong apaan :D
Ya kaan!
DeleteKayaknya temen yang maha baik itu konyol banget deh *sok tau*. Kenalin dong bang... Hahahaha, nggak-nggak bercanda :p
ReplyDeleteTolong cabut kata-katamu ini, wahai anak muda.
DeleteHahaha konyol :D Gue sependapat sama yang sulitnya ngobrol di motor. Mantap :D
ReplyDeleteitu beneran keinjak kuda? wah, patut masuk penjara tuh kuda. kenapa gak lo borgol ekornya. ah, lo gak sigap ternyata Di
ReplyDeleteWahai Adi, sesungguhnya, hanya satu permintaan saya:
ReplyDeletePerlihatkanlah wajah Yudha yang dimuliakan itu.
Apakah wajahnya sama absurd dengan kelakuannya?
Wahai Kevin Anggara yang baik hatinya. Gue belum mau menodai mataku yang masih suci ini.
Deleteah udh lama gak kesini tiba2 berubah tampilannya jadi bagus :OOOOOOOOOOOO
ReplyDelete:))
Delete