Hihihiihi.
Gue lagi kepengen jahat nih. Mumpung ini
blog gue, dan berarti suka-suka gue. Maka, dalam postingan kali ini, gue akan
mengadudombakan jerawat unyu dan anak SMA. Hihihihi.
Oke, mari sejenak kita lupakan ketawa ‘Hihihhi’
yang aneh itu. Ihihiihihhik. Uhuk uhuk. To… long. Aiir, aiiir. Selamatkan
sayaa.
Pertama, siapa yang ngga tahu sama buku
Jerawat Unyu-unyu, karya si Mahardika Gayuh ? Oke, awalnya gue juga ngga tahu.
Kedua, siapa pula orang yang belum baca buku
Senior High Stressnya si Yoga Cahya Putra ? Nah, sama. Gue juga sebenernya ngga kepengen baca.
Oke, kesimpulannya, kedua buku tadi emang
ngga bagus-bagus amat. Hihihhihi.
…
Ceritanya, gue akan me-review dan
mem-versuskan kedua buku ini menggunakan teorema kesoktauan dan gaya tengil
gue. Sip, kita mulai dari Senior High Stress:
First
impression:
Sewaktu gue liat buku ini di rak, yang pertama tercetus dipikiran gue adalah:
ini buku komedi. Tapi, bagi yang liatnya sekelebat, bisa jadi dia mengira ini
buku teenlit biasa. MENURUT GUE, sebelum
dibuka, ini buku komedi keren. Covernya simpel tapi eye catching. Keren. MENURUT GUE, pemilihan sinopsis buku di bagian
belakang terbilang pintar. MENURUT GUE, joke yang dipilih dapat membuat mindset kita bilang ‘Wih, buku apaan nih? Hahahaha.’
Thanks to, pengantar: Dari dua ‘prakata’
ini, gue tahu kalau si Yoga adalah seorang blogger sekaligus comic –stand up comedian
asal Balikpapan. Inspiratornya dalam menulis, yakni Alitt Susanto. Sayangnya,
baru baca dua halaman ini, gue dan kesoktahuan beranggapan bahwa Sang penulis
terlalu terburu-buru dalam ‘mengeluarkan’ karyanya. Memang banyak joke-joke
yang bersifat pengamatan dari lingkungan sekitar, tetapi ngga sedikit juga joke
yang terlihat sebagai joke yang ‘disisispi’ memang untuk nge-joke. Ini ditandai
dengan banyaknya joke yang menggunakan awalan ‘…,’ atau dalam kurung (), dan tanda dua bintang
** yang menyatakan suatu kondisi. Banyaknya pengulangan-pengulangan ini semakin
lama membuat pembaca akan hafal dan bersiap-siap dengan adanya joke, sehingga ‘punch’
kurang mukul.
Isi buku: lagi-lagi, MENURUT GUE, DAN
KESOKTAHUAN, gaya bahasa yang diberikan si penulis sangat SMA. Tapi, terlalu
banyak kata yang ngga baku, membuat efek deadpan jadi berkurang. Kepintaran si penulis ialah
tema yang dibawakan. Sangat nge-pop dan anak muda. Kebanyakan merupakan
pengalamannya sendiri, tetapi karena banyak juga joke universal, membuat buku ini
MENURUT GUE ngga akan cuma diterima teman-temannya yang notabene paham betul
akan kejadian dalam buku (sepertinya nonfiksi).
Tetapi, entah gue salah atau benar, cukup banyak juga joke yang berasal
dari singkatan atau perumpamaan yang hiperbola khas mas Alit, kayak (ini ngga
ada di dalam buku, hanya contoh joke perumpamaan) "Dia marah banget saat gue
ambil buku PR-nya. Mukanya udah kayak bencong
ngga makan dua hari terus keserempet bajay". Nah, kata-kata yang gue
tebalkan adalah yang gue maksud. Sangat susah membuat joke seperti ini menjadi
joke yang benar-benar lucu (MENURUT GUE).
Last
but not least:
Ngga jarang juga gue ketawa karena baca buku ini. Keren. Tapi cara penulisannya
cenderung berantakan. Kurang terstruktur dengan rapih tiap paragrafnya.
MUNGKIN, MENURUT GUE, joke-nya sangat ke-komika-an sekali. Sehingga lebih cocok
dicerna secara visual, lewat mata dan telinga. Bukan mata dan imajinasi.
Ratting: 3,5/5
...
Lanjut, kedua, Jerawat Unyu Unyu karya
Mahardika Gayuh. Oke, pokoknya ini MENURUT GUE. Agak menyebalkan ngetik dua
kata ini berulang-ulang:
Firsst
impression:
Hoek. Njir, apaan nih? Buku lawak? Buku komedi?
Ngga gini juga kali. Covernya membuat yang cowo ngga akan mau beli,
bahkan untuk sekedar liat-liat. Kalau yang cewe, mungkin dipegang-pegang, tapi paling
ujungnya ngga dibeli juga. Covernya pink, gradasi ungu, dengan muka entah apa (menurut
yang punya itu muka mirip dia). Ada unsur kebiruannya di sudut-sudut bukunya.
Dan yang lebih bikin males, judul bukunya: Jerawat unyu-unyu: catatan konyol si
manusia ajaib. Entah kenapa gue merasa terlalu pasaran kata-kata ‘catatan
blablaba’ Covernya jelek. Ehm, maaf. Kurang menjual.
Kata pengantar: Gue tahu ternyata si Gayuh
ini seorang blogger, alamat blognya juga sama dengan judul bukunya. Duh, tapi
kan ngga harus pake embel-embel catatan blablabla segala. Nanti dibandingin
sama Mas Raditya Dika loh. Hayolooh. Di sini juga sering diselipkan kata ‘AJAIB’.
Namun, sampai selesai gue baca, gue belum nemu yang dimaksud ajaib di sini. Mungkin
salah pilih ciri khas. :p sekali lagi, MENURUT GUE.
Isi buku: di buku ini dibagi menjadi
beberapa bagian, atau lebih tepatnya, ‘dikotak-kotakkan’ antara cerita
pendahuluan siapa dia, blog, dan berbagai onderdil lain, cerita asmara,
keluarga, serta kampusnya. Secara teknik penulisan, gue lebih menyukai si
jerawat buluk ini dibandingkan Senior High Stress. Cara menulisnya rapih,
keren. Dan lebih mengandung unsur deadpan,
kalo yang gue rasa, sih. Alhasil, belum sampai ke bagian ‘punch’ terkadang, gue
udah senyam-senyum sendiri.
Last
but not least: Covernya
malesin, bikin ogah beli. Padahal isinya ngga seburuk ‘luarnya’ tapi gimana
kita tau kalau dalamnya bagus, kan diplastikin sama mas-mas gramed.
Ratting: 4/5
...
Conclusion: Senior High Stress sukses menggampar Jerawat
lewat tampilan luarnya, Covernya yang kece dan terkesan lebih menjual. Namun,
untuk masalah konten dan isinya, gue memilih si Jerawat yang lebih unggul. Walaupun
kualitas joke sebenarnya dimenangkan si Senior High Stress. Oke, ini (lagi-lagi) MENURUT
GUE.
Ps: Kata-kata gue memang sok tau, jangan
terlalu diambil pusing. Keduanya tetap karya yang lolos seleksi penerbit.
Artinya keren. Yang jelas, beli saja keduanya. Lalu, bandingkan. :)
Sesat sekali saya baca review ini dari awal sampai habis, padahal saya mah nggak tahu sama sekali soal bukunya...
ReplyDeleteTapi lumayan buat referensi...
Selamat tersesat, mahluk dari planet kertas. :)
Deletesemoga sang penulis buku, merasa puas dengan review dari kamu ini :D
ReplyDeleteAmin kak.
Deletewogh keren bo reviewnya :D objektif dan ga terkesan memihak heuheuheu
ReplyDeleteWih ada Uti nyasar ke sini. Gambarin aku dongs kakak~
DeleteWow makasih reviewnya :D gue cuma mau jelasin dikit, emang bener ada jokes yg lebih baik divisualisasikan lewat suara, dan itu emang set up materi stand up gue. Masalah jokes yg berulang gue pake tehnik dlm SUC lagi (callback) dan gue pikir menulis sama suc itu teorinya hampir sama, setup-punch. Thx reviewnya :))
ReplyDeleteMaksud yang gue tulis di atas bukan pengulangan callback, Yog. Tapi ada tanda/clue saat kamu mau ngeluarin punch. jadi kadang ngga begitu ngena.
DeleteDitunggu buku keduanya yoo. :))
Senior High Stress gw Pernah Baca bukunya pinjem dari temen... Seru banget ceritanya, jadi inget masa-masa SMA
ReplyDeletebtw gaes....kalau travelling ke Ambon Pantai ora atau Pulau Kei...jangan lupa kesini dulu ya
Wisata di Ambon
Rental di Ambon
Sewa Mobil di Ambon