Semester 4 sudah selesai dan berarti gue bisa
pulang ke rumah tercinta. Setelah sekian lama mencari ilmu di kota angkot,
Bogor. Liburan ini adalah salah satu liburan terpanjang yang bisa gue dapatkan.
Gue bakalan leha-leha di rumah yang harumnya khas ini. Haah nikmatnya.
Gue juga sudah punya rencana matang tentang
aktivitas yang akan gue lakuin di liburan kali ini. Gue punya visi-misi yang
jelas dalam mengisi kekosongan hati hari dengan amat baik,
seperti yang tertera di bawah ini:
Visi
1. Mengurangi
kalori dan lemak di badan, walaupun memang ngga pernah.
2. Meningkatkan
kualitas pikiran dan persentase ketebalan dompet.
3. Menambah pengetahuan umum, serta fokus memperdalam bahasa inggris.
Untuk dapat mencapai visi itu semua, gue sudah
menyiapkan sejumput misi, yaitu :
Misi
1. Berolahraga dan
menjaga asupan gizi yang baik, sering-sering membaca twit dari agung herkules,
siapa tau dipinjemin mic barbel. Lumayan bisa goyang sambil olahraga. Untuk
yang mau jogging atau olahraga bareng, bisa hubungi gue di kontak
2. Jalan-jalan ke mall,
tempat-tempat wisata atau rekreasi yang dapat menyegarkan pikiran. Berjualan
apapun yang bisa dijual, contoh : buku, baju, jaket. Apapun. Yang penting punya
Abang gue. kalau ada yang minat bakal gue kasih harga murah. Untuk kalian yang
mau ngajak jalan bareng, main ataupun apapun selain ketemuan sama Abang gue
bisa ke kontak
3. Browsing dan surfing
internet biar jago Inggris, serta perbanyak baca koran, ngopi, dan pakai peci.
Sambil elus-elus jenggot. Bagi kalian yang mau ngajarin gue bahasa Inggris bisa
ke kontak Gue bakal terima kasih banget untuk itu .:”)
Beberapa minggu yang lalu, seorang teman perempuan
sempat ngajak ketemuan sekalian nostalgia jaman SMA. Kita janjian di gramedia
Teraskota. Karena sudah lama ngga balik ke rumah, gue kaget gara-gara banyak perubahan
yang terjadi di sekitar tempat tinggal gue. Mulai dari banyaknya bangunan baru
yang asing, sampai ke jalanannya yang sudah lumayan halus karena aspal barunya.
Di awal perjalanan, gue sangat bersyukur
karena mall tempat nongkrong anak G403l inbox mendadak
sepi dan ngga macet kayak dulu. Gue tahu betul, karakterk alay di sana, berambut
poni keriting yang menutupi salah satu matanya, kerjaannya nongkrong di warung
rokok, sambil nyanyi-nyanyi. Yolandaaa.
Lenyapnya alay tadi menandakan bahwa anak daerah
rumah gue telah melewati proses alay, dan sekarang sedang menjalani suatu
proses yang bernama pendewasaan. Lay, lay.
Sesampainya di Teraskota, selayaknya anak kos
yang ngga pernah punya pegang uang cash, gue bergegas melangkahkan
kaki menuju atm center yang letaknya di ujung belakang mall ini. Sewaktu hendak
membuka pintu keluar, gue melihat sesosok wanita ber belah tengah senyam-senyum
ke arah gue dari balik pintu sembari membuka pintu. Karena grogi digodain
cewe gaul, gue malah menarik pintu yang sama dengan yang ditarik cewe tersebut.
Akhirnya kita tarik-tarikan pintu. Dan kita diketawain satpam. Dan untungnya ngga
ada yang nyetel musik India.
Setelah episode tarik-tarikan pintu layaknya
ftv SCTV, gue membalas senyuman kepada cewe tadi. Kemudian dengan malu-malu dia
menutup mulutnya pakai satu tangan terus ketawa unyu, “Hihihihi.” Gue pun berjalan
keluar sambil geleng-geleng “Buset, ini siapa yang godain siapa yang
ngerasa digodain.”
Dan satpamnya langsung tepok jidat.
Sehabis ngambil duit, gue naik
ke lantai dua, menuju gramedia. Ketemuan sama teman gue yang makin gendut. Kita
pun memutuskan buat bernostalgia di kfc sebrang teraskota.
Kita ngobrol mulai dari hal-hal jaman dulu
waktu SMA. Ngomongin dia yang semakin gendut, ngomongin gue yang tetap ceking,
geng -geng sewaktu SMA. Sampai ke kuliah dan kerjaan masing-masing. Untung ngga
ngomongin rambut.
Kita juga sempat membicarakan tentang gadget yang lagi booming banget akhir-akhir
ini.
Benar, Blackberry.
Ada yang ngga tau BB atau Blackberry? Ngga
ada. Apalagi kalau yang lahirnya seangkatan sama Justin Beiber. Seseorang yang
mungkin ngga tahu soal Blackberry paling nenek-nenek yang hidupnya di gua hiro.
Gue ngga abis pikir, entah apa yang ada
dipikran orang-orang pengguna Blackberry atau yang biasa disebut Blackberry
user. Kelakuan mereka seperti dikendalikan oleh BB.
Kecanggihan teknologi yang ada sering disalahgunakan
oleh orang kita (baca:Indonesia Bagian Alay). Gue bukan menyerang para pengguna
ini, banyak juga, kok orang yang menggunakan Blackberry karena tuntutan
pekerjaan dan sebagainya. Gue hanya mencoba membuka mata kalian wahai kaum
colokers. Sumpah, gue 2 kali dalam minggu yang sama pernah kecolongan colokan.
Bukan maksudnya dia maling colokan; datang ke food court, pakai tutup kepala,
kemudian nyongkel-nyongkel colokan buat dibawa pulang. Tapi mereka selalu
“merebut” colokan-colokan itu dari gue. Cih.
Biasanya, kaum colokers datang ke sebuah
tempat makan sambil menunduk-nunduk penuh pilu terus nyamperin mas-mas pelayan
restauran tersebut terus nanya, “mas colokannya di mana ya?” Gue berharap si
mas tadi bakal jawab gini, “maaf mba, kita jual ayam bukan colokan!” Tapi sayang,
ngga pernah satupun mas-mas pelayan restoran yang berani ngomong gitu, yang ada
malah bilang, ‘Mari mbak. Saya antar ke tempat colokan, biar saya colok mata
mba.’
Dengan asyik dan polosnya mereka bermain BB di
depan gue, mahasiswa kering berdompet minim yang kerjaannya pesen minum sambil
wifi-an di food court, kerja tugas sambil ngenet, ngenet sambil kerja tugas,
atau ngenet. Googling, kemudian tulis keyword “Cara Membakar BB Seseorang dari
Jarak Jauh.”
Mereka biasanya hanya ketawa-ketiwi mesam
mesem sambil memberdayakan colokan yang harusnya bisa gue gunakan dengan tanpa ampun.
Tak terbayang, sudah jadi seberapa lobeh lubang colokan di rumah para BB user,
karena terlalu sering dicolok-lepas. Betapa malang nasibnya. Tragis.
Gue merasa, sebetulnya Para BB user’s ini
pemalu. Unyu-unyu dan baru jatuh miskin karena beli BB. Mereka semua kalau
ngapa-ngapain nunduk. Jalan nunduk, duduk nunduk, naik angkot nunduk, mungkin
mereka kalau main layangan nunduk juga. Ngga abis pikir, jikalau mereka
disuruh baris beramai-ramai. Tinggal setel musik sedih, dan mereka akan
nampak seperti sedang mengheningkan cipta.
Gue juga tahu kalau para BB user’s sebenarnya
adalah orang yang suci. Mereka mempunyai ritual khusus ketika sedang menyebrang
jalan. Yang dilakukannya : nunduk, tengok kanan, nunduk, tengok kiri. Lalu
baca salam.
![]() |
Blekeber |
Kesalah-gunaan gadget yang satu ini juga menimbulkan efek distrosi sosial.
Mendekatkan yang jauh namun menjauhkan yang dekat. Teman gue ini bercerita
kalau dia pernah melihat dua orang di sebuah restoran, saling berhadapan dan saling
menunduk. Bukan membandingkan besar kelamin mereka, tapi mereka sibuk dengan
BBnya masing-masing.
“Gue rasa mereka lagi BBM-an tuh di, bingung
mau pesan apa. Hahaha” gurau teman gue. Gue cuma manggu-manggut sotoy. “Yakin
gue kel!” (nama teman gue), ngga lama lagi, mereka pasti nulis di status BBnya
‘pesen Super Besar buat 2 orang ya’ kemudian manggil mas-mas pelayan sambil
nunjukin BBnya. Dan mas-masnya bergegas ngeluarin BB. Update status BBM juga.
‘Original atau crispy?’ dan begitu seterusnya sampai terjadi dialog tentang tawar
menawar CD Agnes Monica dengan saling nunjukin status BBMnya.”
Dikarenakan baterai laptop gue udah mau abis dan
colokan udah juga direbut dan juga karena udah kemaleman, akhirnya kita berdua memutuskan
untuk pulang.
0 comments:
Post a Comment
Suka dengan konten yg ada? Silakan sawer gue seikhlasnya dengan klik menu "Support gue!" di atas.
Dengan menyawer kamu akan mendapat email surat cinta dari Kresnoadi DH. Sungguh mantabi bukan?