Mungkin Anda bingung
dengan judul di atas. Siapa itu Mbah Adi?
Saya adalah Mbah
bukan sembarang Mbah. Saya… siapa saya? (lho, malah bingung sendiri)
Yang jelas saya
bukanlah Kresnoadi, pemilik blog ini. Saya adalah pakar dari segala pakar. Dan
pakar bukan sembarang pakar. Saya adalah… tukang pakar. Oke, maksudnya tukang
parkir. Krik. Krik. Krik.
Baiklah, langsung
saja kita ke topik.
Untuk Saya, hubungan
percintaan dua umat manusia itu mirip dengan bokong dan jok sepeda motor.
Jika Saya disuruh
menentukan kelaminnya, maka bokong adalah si pria dan jok adalah si wanita.
Selanjutnya Saya
membuat sebuah pertanyaan sederhana. Pernahkah kau naik motor sampai bokong
terasa perih? Panas? Hingga merasa sudah tak simetris lagi antara bulatan yang
kanan dan yang kiri? Itulah akibat si bokong yang terlalu lama menyentuh si jok
motor. Di dalam percintaan pun begitu. Semakin sering bertemu, berkomunikasi,
bertatap muka, berpegang tangan, bercengkerama, semakin besar peluang
mendapatkan keperihan dalam sebuah hubungan. Bisa jadi karena salah satu pihak
terasa bosan. Kehabisan topik pembicaraan. Atau karena sebab musabab lain yang
beragam: si jok ngambek karena bokong pasangannya justru menghabiskan waktu
bersama bokong-bokong lainnya. Atau bahkan sebaliknya, si jok menemukan bokong
lain yang dirasa pas. Bulatannya lebih presisi terhadap lekukan jok motor,
ukurannya lebih kecil sehingga si jok tidak lagi menahan beban bokong yang
besar. Terlebih lagi bokong yang satu ini wangi. Atau mungkin hanya tidak lebih
bau—setahu saya tidak ada pria yang tidak biadab.
Cara menghilangkan
perih yang melanda bokong juga sama. Berdirilah. Atau berhentilah sejenak
menduduki jok motor Anda. Cukuplah sejenak atau Anda akan malas kembali ke jok
yang sama. Camkan ini.
Seperti halnya
pengendara motor yang baik, Anda—si pria—harus pandai menempatkan posisi bokong
Anda. Jangan menaruh bokong Anda terlalu ke belakang. Posisi ini akan membuat
Anda gugup dan kesulitan dalam mengontrol kendaraan yang Anda gunakan. Namun,
jangan juga Anda menyondongkan bokong di ujung depan. Selain dicap pengendara
yang aneh, Anda akan cepat terserang wasir.
Pernah melihat
seorang pria mengendarai motor dengan posisi duduk terlalu menjorok ke depan?
Dengan kaki yang mengangkang? Selain jijik, Anda akan merasa ngilu di bagian selangkangan.
Nah, kira-kira respon seperti itu yang akan didapat oleh pria yang membentak
kekasihnya di tengah jalan. Pria yang terlalu mengomandoi.
Baiklah, mungkin
seperti itu kiranya pendapat saya perihal cinta. O ya, satu hal yang jangan
dilupakan. Dudukilah jok yang bersih. Setidaknya, bersihkanlah dulu jokmu
sebelum diduduki atau bokongmu akan tercemari kotoran.
Salam, Mbah Adi.
Huahahah.. Ini analogi percinta terkamprett yg pernah gue baca.. Bokong dan jok -_-
ReplyDeleteTapi keren, beda dari yang lainnya...
Hahaha. Analisa lo keren banget di. Bisa mengaitkan kisah percintaan melalui bokong dan jok motor. Asli, manusia biasa seperti gue, nggak akan mungkin kepikiran hal kayak gitu..... (loh, berarti kamu ini apa?)
ReplyDeleteGue juga merasa bosen, gue pacaran 1 kelas, 1 bangku --_____--
ReplyDeleteterus, gue harus gimana?
Harus mencintainya sepenuh hati.
DeletePenuh bokong tulisanmu kali ini. Emang gitu sih. Kadang ada saat untuk berdiri ada saat duduk dibokong. Setelah baca tulisan ini buat para jomblo kalo mau pacaran, jangan cuma liat muka sama sifatnya doang, tapi bokongnya juga. Siapa tahu bokong segitiga sama kaki, kan repot
ReplyDeleteEhem yang lagi ehem... Hehehehe. Wah gue kebayang banget kalo "jok itu cewek". Hmmm... :D
ReplyDeleteAstagfirullahaladzim..
Delete